22/09/20

Ekspor Otomotif Mendongkrak Produksi

Ekbis


JAKARTA, Mediadata.co.id - 

Kapasitas produksi kendaraan roda empat dalam negeri masih bisa dioptimalkan baik untuk domestik maupun ekspor. Namun, akibat pasar domestik yang belum maksimal, ekspor menjadi solusi. 


Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Kukuh Kumara mengungkapkan, saat ini produksi kendaraan roda empat dalam negeri masih di kisaran 1,3 juta. Sebanyak 1 juta unit di antaranya untuk konsumsi domestik dan 300.000 diekspor ke lebih dari 80 negara di dunia. 


Kukuh menyebutkan, saat ini kapasitas produksi kendaraan roda empat di Indonesia sekitar 2,3 juta unit per tahun. Berdasarkan data sebelumnya, dari produksi per tahun yang berkisar 1,3 juta, kapasitas produksi masih bisa dioptimalkan. 


Namun, kata Kukuh, kapasitas domestik tidak akan bisa optimal jika penjualannya tidak ada. “Maka dari itu yang bisa kita dilakukan adalah ekspor," ujarnya dalam acara Markplus Industri sektor otomotif, secara virtual Selasa (22/9). 


Kukuh mengatakan saat ini Gaikindo sudah mencari jalan, bekerja sama dengan pemerintah yakni Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan untuk melakukan relokasi order. Karena kapasitas produksi di Indonesia masih dapat didongkrak. 


Lebih lanjut Kukuh menuturkan, pihaknya harus meminta ke prinsipal agar mereka mau melakukan produksinya di Indonesia kemudian diekspor ke negara lain. Alternatif lainnya prinsipal menambah varian kendaraan yang sudah diproduksi di Indonesia selanjutnya diekspor ke negara lain. 


Menurut Kukuh, sektor otomotif merupakan salah satu industri prioritas yang berkontribusi sebanyak 3,02 persen ke GDP. Sektor otomotif menduduki peringkat ke 8 dari 10 sektor ekspor unggulan.


Setiap tahun Indonesia mampu mengekspor mobil hingga 300.000. “Kalau produksi bisa ditingkatkan menjadi 1 juta per tahun, otomotif bisa menjadi sektor yang penting kontribusinya terhadap ekspor komoditas non migas,” kata Kukuh.(Yogi Riswanto)





  • 🔗ptek 
  • Nagara🛡
  • Life🎬style



  • Polemik Ketua Umum IKA Unpad Menuai Gesekan
    |NASIONAL|Pendidikan|

    Polemik Ketua Umum IKA Unpad Hasil Mubes X 11-13 Menuai Polemik. Mantan Ketua IKA Unpad, Ferry Mursyidan Baldan mengatakan bahwa meski sudah terpilih, Ketua Umum IKA Unpad hasil Mubes X 11-13, tetap masih banyak menyisakan masalah...


    Syekh Ali Jaber Diserang Hingga Terluka 
    |Nasional|

    Ulama Syekh Ali Jaber ditusuk oleh orang tak dikenal di Masjid Afaludin Tamin Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Minggu (13/9/2020)...






    ◽INFO LAINNYA:

    Nah Harga Sawit Sumsel Naik Rp. 31.35 per Kg
    |Sawit| 
    Pada periode I September ini, harga TBS naik Rp 31.35 per kilogram dibanding harga TBS pada periode Agustus 2020 lalu...



    Ekonomi Cepat Pulih Jika COVID-19 Mereda
    Bayang-bayang resesi tampaknya sudah di depan mata. Meski belum pasti, namun sejumlah indikator mulai mengarah ke suramnya perekonomian. Cepat redanya pandemi Covid 19 menjadi kuncinya. Jika Covid mereda, ekonomi niscaya cepat pulih...




    Transportasi Laut Terkontraksi 17,48 Persen Akibat Covid-19
    Selama hingga Triwulan II 2020, sektor transportasi laut terkontraksi 17,48 persen akibat pandemi COVID-19. Secara keseluruhan sektor transportasi terkontraksi minus 30,48 persen di Triwulan II 2020 /year on year/ dibandingkan tahun lalu...





    KariGrafis


    Bagikan

    Komentar & Pesan

    Nama
    Email *
    Pesan *
    Pesan dan komentar Anda tidak di publikasikan. Terimakasih.
    _______________________________________          Adv
    __________________________________________________ 
    WAKTU SAAT INI:
    Follow:
    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube   
    mediadata.co.id - News & Report   

    21/09/20

     

    Nilai Ekspor Sawit Juli Naik 15 persen

    |EKBIS|


    JAKARTA, Mediadata.Co - 

    Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat nilai ekspor minyak sawit dan turunannya pada Juli 2020 meningkat sebesar 15 persen, atau kenaikan sebesar 244 juta dolar AS, menjadi 1,86 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya.


    Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono menyebutkan, nilai ekspor pada Juli ini menyumbang 13,6 persen dari nilai ekspor nasional sebesar 13,3 miliar dolar AS. Kenaikan nilai ekspor dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO dunia.


    "Kenaikan nilai ekspor didukung oleh kenaikan harga CPO dari rata-rata 602 dolar AS cif Rotterdam pada Juni menjadi sekitar 659 dolar AS pada bulan Juli," kata Mukti melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (21/9).


    Dari segi volume, ekspor produk minyak sawit dan turunannya pada Juli juga naik 13 persen dari 2,76 juta ton menjadi 3,13 juta ton. Hal ini dipengaruhi meningkatnya ekspor produk olahan CPO dan laurik.


    Ekspor produk olahan CPO mengalami kenaikan sebesar 352.000 ton (21,8 persen) dari 1,6 juta ton menjadi 1,97 juta ton. Sedangkan laurik (PKO dan olahan PKO) naik 32.000 ton.


    Sementara itu, oleokimia relatif tetap dengan penurunan 1.000 ton dari bulan sebelumnya, sedangkan ekspor biodiesel mengalami dan CPO mengalami penurunan masing-masing sekitar 3.000 ton (-50 persen) dan 19.000 ton (-2,8 persen).


    Menurut Mukti, ekspor ke China dan Timur Tengah menjadi kontributor utama kenaikan ekspor di bulan Juli di mana ekspor ke China naik 188.000 ton (43 persen) menjadi 629.000 ton dan ke Timur Tengah naik 107.000 ton (65 persen menjadi 273.000 ton. Penurunan ekspor terjadi ke India sebesar 31.000 ton (5 persen) dan ke Afrika turun 41.000 ton (15 persen).


    Mukti mengatakan, meskipun volume ekspor bulan Juli mengalami kenaikan, secara "year on year" periode Januari-Juli 2020, kinerja ekspor mengalami penurunan.  Total ekspor produk minyak sawit Januari-Juli 2020 mencapai 18,63 juta ton atau 1,19 juta ton lebih rendah dari periode yang sama pada tahun lalu (YoY).


    Ekspor ke China 2020 sebesar 2,63 juta ton atau hanya sekitar 61 persen dari tahun lalu yang sebesar 4,28 juta ton ton (YoY). Sementara ekspor ke India yang mengalami kenaikan menjadi 3,25 juta ton, lebih tinggi 22 persen lebih tinggi dari ekspor tahun lalu. (Yogi Riswanto)

     
    Bagikan

    Komentar & Pesan

    Nama
    Email *
    Pesan *
    Pesan dan komentar Anda tidak di publikasikan. Terimakasih.
    _______________________________________          Adv
    __________________________________________________ 
    WAKTU SAAT INI:
    Follow:
    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube   
    mediadata.co.id - News & Report   

    18/09/20

    Ekspor Pertanian Tumbuh 8,6 Persen
    |EKBIS|

    JAKARTA, Mediadata.Co.id- Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat bahwa kinerja ekspor pertanian pada periode Januari-Agustus 2020 mengalami peningkatan sebesar 8,6 persen atau naik menjadi 2,4 miliar dolar AS, dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 yang sebesar 2,2 miliar dolar AS


    Demikian dikatakan Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementan, Akhmad Musyafak, di Jakarta, Kamis (17/9). Menurut Musyafak, kondisi ini membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan solusi pasti atas perbaikan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda seluruh dunia.


    Secara kumulatif nilai ekspor pertanian periode Januari-Agustus 2020 mencapai 2,4 miliar dolar AS atau meningkat signifikan dari sebelumnya yang hanya 2,2 miliar dolar AS.


    Musyafak menyebutkan ekspor olahan pertanian pada Januari-Agustus 2020 tercatat mencapai 15,92 miliar dolar AS atau meningkat 5,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yang sebesar 15,09 miliar dolar AS.


    Kenaikan yang sama juga terjadi pada Nilai Tukar Petani (NTP) periode Agustus 2020, yakni sebesar 100,65 atau meningkat 0,56 persen dibanding bulan Juli 2020 yang hanya 100,09.


    Dilihat berdasarkan subsektor, nilai NTP yang mengalami peningkatan antara lain sub-sektor tanaman pangan dan sub-sektor perkebunan. “Sedangkan untuk sub-sektor hortikultura dan sub-sektor peternakan mengalami penurunan," ujar Musyafak.


    Sementara itu urutan bobot sub-sektor dalam perhitungan NTP meliputi tanaman pangan 47,37 persen, tanaman perkebunan 25,39 persen, peternakan 13,71 persen, hortikultura 10 persen, dan perikanan 3,53 persen. 

    INFO LAINNYA:
    |NASIONAL|Daerah|
    Nyaris Bentrok Massa KAMI Dengan PP  


    Polemik Ketua Umum IKA Unpad Menuai Gesekan
    |NASIONAL|Pendidikan|
    Polemik Ketua Umum IKA Unpad Hasil Mubes X 11-13 Menuai Polemik. Mantan Ketua IKA Unpad, Ferry Mursyidan Baldan mengatakan bahwa meski sudah terpilih, Ketua Umum IKA Unpad hasil Mubes X 11-13, tetap masih banyak menyisakan masalah...

         









    Sedangkan komoditas yang mempunyai bobot di atas 5 persen pada masing-masing sub-sektor adalah tanaman pangan yang meliputi gabah 75,44 persen, jagung 13,95 persen, ketela pohon 521 persen.

    Sub-sektor perkebunan meliputi kelapa sawit 26,54 persen, karet 26,37 persen, kopi dan kakao 7,87 persen, tebu 7,62 persen,  serta cengkeh 6,46 persen. (Yogi Riswanto)
     

    Bagikan


    Komentar & Pesan

    Nama
    Email *
    Pesan *
    Pesan dan komentar Anda tidak di publikasikan. Terimakasih.
    _______________________________________          Adv
    __________________________________________________ 
    WAKTU SAAT INI:
    Follow:
    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube   

    mediadata.co.id - News & Report