• Headline
  • H⭕rizon
  • Review
  • About us






  • 17/09/19

    TERBUKA BISNIS PENYEWAAN ALAT BERAT


    PILE HAMMER & BORED PILE DI INDONESIA  
    NASIONAL  |  BISNIS

    Saat ini Indonesia juga berada dalam posisi ke-4 sebagai negara pangsa konstruksi nasional terbesar di Asia. Pembangunan infrastruktur telah menjadikan sektor kontruksi di dalam negeri mengalami peningkatan yang siginifikan. Tercatat oleh BPS, selama 2013-2017 total nilai konstruksi nasional meningkat dar Rp 509 triliun pada 2013 menjadi Rp 866,4 triliun pada 2017. Terhitung dalam kurun waktu 2014-2019 diprediksi nilai pasar konstruksi nasional mencapai Rp 5.000 Triliun



    Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila perusahaan berbasis konstruksi berkembang di Indonesia, baik perusahaan perseorangan maupun perusahaan-perusahaan skala besar yang sudah menangani berbagai macam pembangunan konstruksi dan bekerjasama dengan pemerintah.



    Sinyal positif ini tidak hanya bagi perusahaan konstruksi, namun juga perusahaan penyedia alat berat  seperti CAT, Hitachi, Komatsu, dan Sany yang memang merupakan pemain 'berat' di industri alat berat. Mereka optimis untuk semakin gencar melakukan ekspansi bisnis di Indonesia dan juga sebagai 'penyokong'  kebutuhan alat berat di perusahaan konstruksi dalam proses pembangunan infrastruktur. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi adalah pasokan alat berat dari perusahaan penyedia alat berat ini tidak dapat mengimbangi kebutuhan alat berat skala nasional.



    Pada tahun 2017 kebutuhan alat berat sebesar 97.656, sedangkan ketersediaan alat berat hanya mencapai 33.906. Angka ini bahkan tidak mencapai 50% angka kebutuhan alat berat. Namun, pada tahun 2018 ketersediaan alat berat diprediksi akan mengalami peningkatan sekitar 27% dari tahun sebelumnya. Tetapi angka ini apabila dibandingkan dengan kebutuhannya di tahun 2018 masih terdapat selisih yang cukup besar antara supply dan demand . Selisih yang cukup besar ini diprediksikan akan terus berlanjut hingga tahun 2020. 


    Berangkat dari persoalan diatas, usaha-usaha yang bergerak di bidang penyediaan alat berat makin berpeluang guna mengisi kekosongan-kekosongan pasokan alat berat tersebut. Terlebih lagi, alat berat memiliki biaya maintenance yang sangat besar, sehingga perusahaan konstruksi skala menengah atau bahkan skala besar sekalipun -- lebih tertarik untuk 'menyewa' dibandingkan memiliki unit alat beratnya sendiri.


     Pada gilirannya hal ini akan menambah dorongan investasi di sektor alat berat pendukung, terutama industri penyewaan alat berat concrete pile dan bored pile. Sejalan dengan perkembangan konstruksi pondasi concrete pile dan bore pile di dalam negeri ini,  menurut Mediadata nilainya pada tahun 2017 sudah mencapai Rp 28,46 triliun, meningkat 30% dibanding 2014 lalu sebesar Rp 21,94 triliun.


    Mengingat realisasi proyek-proyek infrastuktur oleh pemerintah sebahagian belum tercapai, maka maka konsumsi pondasi concrete pile dan bored pile akan  terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Namun demikian, masih diperlukan upaya pengamatan yang mendalam melalui survey dan riset pasar dalam bisnis penyewaan alat berat ini, khususnya  Alat Berat Pile Hammer dan bored pile



    Untuk memperoleh data  aktual yang lebih akurat dan feasible bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan usaha tersebut, mediadata telah membuat laporan study:  “Pasar penyewaan alat berat Pile Hammer dan bored pile sebanyak 143 halaman. Bagi yang berminat bisa kontak langsung Edu:  klik WA 





    Bagikan




    Komentar & Pesan

    Nama
    Email *
    Pesan *
    Pesan dan komentar Anda tidak di publikasikan. Terimakasih.
    _______________________________________          Adv
    __________________________________________________ 
    WAKTU SAAT INI:
    Follow:
    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube