🌍TERKINI
Dinamika Bisnis Gula di Indonesia
SEPTEMBER 2020
INFORMASI LAINNYA
Indonesia Merupakan Eksportir Terbesar Gula Kelapa
|18/08/2020 |
Produsen utamanya adalah Indonesia, Thailand, Filipina serta India sedang meningkat, lalu Srilanka. Hebatnya, India menjadikan nira sebagai produk nasional, minuman segar paling sehat di dunia dan sangat menguntungkan bagi petani.
Arsip
Report & Books
Dinamika Bisnis Gula di Indonesia
SEPTEMBER 2020
Ditengah pandemi Covid-19, sejak Februari tahun 2020, harga gula di dalam negeri mengalami kenaikan sekitar 30,8%, dari Rp 13.950/kg pada 2 Januari 2020 menjadi Rp 18.250/kg pada 2 Mei 2020. Harga gula itu jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) atau harga acuan yang ditetapkan Permendag No.7/2020 yaitu sebesar Rp 12.500/kg. Selain harga naik, gula juga sulit ditemukan atau langka di supermarket. Sedangkan di pasar tradisional, gula tersedia namun harganya tinggi.
Kondisi ini hampir terulang setiap tahun. Beberapa penyebab naiknya harga gula di tingkat konsumen antara lain menipisnya stok gula, lambatnya penerbitan ijin impor gula, mundurnya musim giling tebu karena perubahan musim dan panjangnya rantai distribusi gula.
Untuk menahan kenaikan harga gula, dari hasil rapat koordinasi terbatas (Rakortas) pada 6 Maret 2020 ditetapkan tambahan impor gula sebanyak 781.828 ton, mengisi pasar dengan 33.000 ton gula temuan Kemendag dan Satgas Pangan di Lampung dan 20.000 ton gula dari Bulog dengan harga Rp12.500/kg. Selain itu, diusulkan sebanyak 250.000 ton gula mentah (raw sugar) dari 11 produsen gula rafinasi untuk diolah menjadi gula konsumsi (gula kristal putih/GKP). Namun langkah ini juga masih belum dapat meredam kenaikan harga gula.
Terlepas dari hal itu, hingga kini, terdapat 61 pabrik gula (PG) berbasis tebu yang beroperasi di Indonesia. Dari jumlah PG itu, sebanyak 40 PG diantaranya dikelola BUMN perkebunan melalui PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, PTPN XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia. Jumlah PG BUMN yang beroperasi menurun dari 62 PG menjadi 40 PG karena tidak beroperasinya beberapa PG. Selain menghentikan PG yang tidak efisien, BUMN perkebunan telah melakukan revitalisasi beberapa PG melalui peningkatan kapasitas giling tebu terpasang.
Sebaliknya jumlah PG yang dioperasikan perusahaan swasta bertambah menjadi 21 PG dari sebelumnya 10 PG. Beberapa pendatang baru di industri gula berbasis tebu yang mulai beroperasi tahun 2016 - 2019, diantaranya adalah PT Kebun Tebu Mas, PT Adi Karya Gemilang, PT Rejoso Manis Indo, PT Sukses Mantap Sejahtera dan PT Pratama Nusantara Sakti. Sedangkan dua PG swasta lainnya dijadwalkan mulai beroperasi tahun 2020 ini, yaitu PT Jhonlin Batu Mandiri di Bombana, Sulawesi Tenggara dan PT Muria Sumba Manis di Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Sebelumnya terdapat PG swasta yang telah beroperasi yaitu PT Pemuka Sakti Manis Indah, PT Sumber Mutiara Indah Perdana, Garuda Panca Artha/Sugar Group Companies yang mengoperasikan PT Gula Putih Mataram, PT Sweet Indo Lampung, PT Indo Lampung Perkasa dan Indoagri Grup yang mengoperasikan PG Laju Perdana Indah (PG Komering) dan PG Pakis Baru di Pati, Jawa Tengah. Total kapasitas giling terpasang 61 pabrik gula berbasis tebu di Indonesia mencapai 353.738 ton cane per day (TCD) dengan rata-rata kapasitas giling 5.799 TCD per pabrik PG.
Meski kapasitas giling PG bertambah, namun hingga kini, produksi gula berbasis tebu (gula kristal putih) belum dapat memenuhi konsumsi di dalam negeri. Sebagai gambaran, pada tahun 2019, konsumsi GKP mencapai 2,94 juta ton atau naik dari tahun 2018 yang sebesar 2,91 juta ton. Sedangkan produksi GKP pada tahun 2019 mencapai 2,22 juta ton. Sehingga untuk memenuhi konsumsi, sebagian GKP atau gula kristal mentah (GKM) diimpor untuk diproses menjadi GKP.
Selama tahun 2015-2019, impor gula kristal mentah (raw sugar), cenderung meningkat yaitu dari 3,30 juta ton senilai US$ 1,22 miliar pada tahun 2015 menjadi 3,96 juta ton senilai US$ 1,31 miliar pada tahun 2019. Sementara selama Januari-Mei 2020, impor gula mentah telah mencapai 2.517.767 ton dengan nilai US$ 875,8 juta. Sedangkan impor refined sugar pada periode yang sama mencapai 57.260 ton senilai US$ 29,3 juta.
Berbeda dengan pabrik gula berbasis tebu, industri gula rafinasi menggunakan bahan baku gula mentah impor yang diproses menjadi gula rafinasi untuk kebutuhan industri makanan, minuman dan farmasi oleh 11 produsen gula rafinasi dengan total kapasitas produksi sebesar 5,01 juta ton per tahun.
Secara keseluruhan, untuk meningkatkan produksi gula berbasis tebu dan mengurangi impor, terdapat beberapa hal yang menjadi fokus pemerintah yaitu revitalisasi pabrik gula BUMN di Jawa melalui modernisasi pabrik gula dan diversifikasi produk diikuti kerjasama antara BUMN dan swasta melalui stategic partner, peningkatan produktivitas tebu petani melalui ketepatan waktu dan jumlah dalam penyediaan kredit, benih, pupuk dan diikuti penerapan mekanisasi serta penyempurnaan instrumen kelembagaan dan mekanisme pembinaan, penyediaan lahan untuk pabrik gula baru di luar Jawa minimal 350 ribu hektar dan penerbitan kebijakan terintegrasi, melalui peraturan/instruksi Presiden.
Terkait dengan hal itu, PT Mediadata Riset Indonesia sebagai perusahaan jasa penyedia data dan informasi, telah menerbitkan kajian atau studi mengenai “Dinamika Bisnis Gula di Indonesia”, September 2020.
Pada studi ini, pembahasan meliputi perkembangan bisnis gula kristal putih oleh PG yang dioperasikan PTPN, perkembangan luas areal tebu, perkembangan produksi, perkembangan harga dan profil PTPN yang mengoperasikan PG dan kebijakan terkait. Sementara untuk bisnis gula rafinasi, pembahasan meliputi produsen gula rafinasi, perkembangan produksi, investasi baru, perkembangan impor & ekspor, perkembangan harga, profil perusahaan dan kebijakan terkait.
Kami berharap, studi ini akan bermanfaat bagi kalangan bisnis terutama para pengambil keputusan di bisnis pergulaan. Studi ini juga bermanfaat bagi kalangan bisnis yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan industri gula seperti sektor perbankan, jasa asuransi dan perdagangan. Selain itu, studi ini juga bermanfaat bagi para investor atau calon investor yang akan menjalin kerjasama dengan perusahaan yang aktif di bisnis gula di Indonesia saat ini.
Laporan studi ini ditulis menjadi sekitar 150 halaman dengan harga Rp 6.500.000 per copy untuk Bahasa Indonesia dan US$ 750 per copy untuk versi Bahasa Inggris dengan nilai tukar dapat dinegosiasikan.
Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut mengenai studi ini dapat menghubungi PT Mediadata Riset Indonesia dengan kontak Edu.
Dengan mengisi formulir terlampir. Pemesanan untuk luar negeri atau luar Jakarta akan ditambah biaya kirim. Demikian penawaran ini dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut mengenai studi ini dapat menghubungi PT Mediadata Riset Indonesia dengan kontak Edu.
Dengan mengisi formulir terlampir. Pemesanan untuk luar negeri atau luar Jakarta akan ditambah biaya kirim. Demikian penawaran ini dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, A 2020
PT. Mediadata Riset Indonesia
Drs. Dudi Kusdian
Direktur
⬜ Outline Studi Tentang :
DINAMIKA BISNIS GULA DI INDONESIA,
SEPTEMBER 2020
1. Pendahuluan
2. Karakteristik Industri Gula di Indonesia
3. Deskripsi produk
4. Perkembangan luas lahan perkebunan tebu
5. Kapasitas produksi terpasang pabrik Gula Kristal Putih (GKP) di Indonesia
5.1. Pabrik gula kristal putih menurut kapasitas giling terpasang
5.2. Kapasitas giling terpasang pabrik gula kristal putih di Indonesia
5.3. Kapasitas giling terpasang menurut pabrik gula BUMN
5.4. Profil Produsen Gula Kristal Putih (GKP)
BUMN :
PTPN II
PTPN VII
PTPN IX
PTPN X
PTPN XI
PTPN XII
PTPN XIV
Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)
Swasta :
Indo Agri Grup
Pratama Nusantara Sakti
Tunas Baru Lampung
Sukses Mantap Sejahtera
Rejoso Manis Indo
Gendhis Multi Manis
6. Perkembangan produksi Gula Kristal Putih (GKP)
6.1. Pola produksi gula kristal putih bulanan menurut musim giling tebu
6.2. Jawa Timur penghasil gula kristal putih terbesar
6.3. Perkembangan produksi gula kristal putih menurut propinsi
6.4. Perkembangan produksi gula kristal putih menurut perusahaan
7. Investasi baru industri gula
7.1. Investor baru di industri gula peroleh insentif ijin impor gula kristal mentah
8. Produsen Gula Kristal Rafinasi (GKR)
8.1. Kapasitas produksi terpasang pabrik Gula Kristal Rafinasi (GKR) di Indonesia
8.2. Perkembangan produksi Gula Kristal Rafinasi (GKR)
8.3. Profil Produsen Gula Kristal Rafinasi (GKR)
9. Perkembangan impor gula mentah (raw sugar), refined sugar & unrefined sugar
9.1. Perkembangan impor gula mentah (raw sugar), refined sugar & unrefined sugar menurut volume dan nilai
9.1.1. Importir gula mentah (raw sugar), refined sugar & unrefined sugar menurut perusahaan
9.1.2. Tarif bea masuk impor gula
9.1.3. Perkembangan impor gula menurut asal negara
10. Perkembangan ekspor
10.1. Perkembangan ekspor gula menurut volume dan nilai
10.2. Perkembangan ekspor gula menurut negara tujuan
11. Perdagangan gula
11.1. Tata Niaga Gula Indonesia
11.2. Distribusi Perdagangan Gula
12. Perkembangan Harga
12.1. Harga di pasar domestik
12.2. Harga di pasar internasional
13. Perkembangan konsumsi gula
14. Prospek dan Kesimpulan
Lampiran :
Direktori Perusahaan & Pabrik Gula di Indonesia.
INFORMASI LAINNYA
Indonesia Merupakan Eksportir Terbesar Gula Kelapa
Produsen utamanya adalah Indonesia, Thailand, Filipina serta India sedang meningkat, lalu Srilanka. Hebatnya, India menjadikan nira sebagai produk nasional, minuman segar paling sehat di dunia dan sangat menguntungkan bagi petani.
Produk nira kelapa dunia terus berkembang serta bertumbuh. Produknya terdiri dari nira segar, gula, jagery, cuka, madu, sirup. Dengan kadar glikemik rendah dibawah 35 merupakan kunci untuk meningkatkan pasar produk ini...
Pengertian dasar dunia industri-kebanyakan orang mengasumsikan bahwa industri hanyalah kegiatan ekonomi manusia yang mengolah bahan baku...
Bukan 'barang baru' lagi bila nilai kurs rupiah lagi-lagi melemah yang kembali menyedot perhatian, khusus setelah melemah ke level Rp 14.566 per dolar AS...
Kapasitas Produksi Baja Domestik Diklaim Masih Cukup
Jabodetabek Serap Genteng Keramik 145,6 Juta Kuasai Merek KIA
Bahan Baku Tepung Beras Masih Impor
Di tahun 2021 Kopi bisa menjadi alternatif bagi penopang pertumbuhan ekonomi...
Jabodetabek Serap Genteng Keramik 145,6 Juta Kuasai Merek KIA
Bahan Baku Tepung Beras Masih Impor
Di tahun 2021 Kopi bisa menjadi alternatif bagi penopang pertumbuhan ekonomi...
Penawaran Studi
September, 2018
Report & Books
PENAWARAN BUKU | RISET & STUDY
PENAWARAN BUKU