• Headline
  • H⭕rizon
  • Review
  • About us







  • Transportasi Laut Terkontraksi 17,48 Persen Akibat Covid-19
    |EKSBIS|

    JAKARTA, Mediadata.Co –
    Selama hingga Triwulan II 2020, sektor transportasi laut terkontraksi 17,48 persen akibat pandemi COVID-19. Secara keseluruhan sektor transportasi terkontraksi minus 30,48 persen di Triwulan II 2020 /year on year/ dibandingkan tahun lalu.

    Demikian diungkapkan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Capt Antoni Arif Priadi dalam diskusi virtual di Jakarta, Selasa (15/9/2020). Menurutnya, kontraksi transportasi laut juga dipengaruhi fenomena imbauan pemerintah dalam penerapan kerja dari rumah dan pembelajaran jarak jauh sebagai salah satu langkah pencegahan penyebaran COVID-19.

    Selain itu, kebijakan pemerintah yang melarangan mudik Idul Fitri 1441 Hijriah dan penurunan aktivitas kargo pada masa pandemi COVID-19 juga menjadi penyebabnya. “Dampak COVID-19 saat ini dirasakan merata hampir pada seluruh sektor angkutan laut,” kata Antoni.

    Menurut Antoni, setidaknya ada tiga faktor akibat pandemi terhadap sektor transportasi laut. Pertama,  pendapatan anjlok 75-100 persen untuk kapal penumpang dan roro. Hal ini seiring diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berarti penutupan aktivitas pelabuhan/terminal penumpang.

    Kedua, turunnya pendapatan dan muatan sebesar 25-50 persen untuk sektor  barang kontainer, curah kering, tanker, /tug and barge, offshore/ dan kapal khusus. Ketiga, terganggunya arus kas akibat pada /shipper/ atau pemilik barang mengalami kesulitan keuangan, khususnya pada barang kontainer, curah
    kering dan /tug and barge.

    Meski begitu, Antoni memastikan arus logistik terutama melalui program tol laut tetap berjalan karena dinilai berdampak pada penurunan tingkat harga barang kebutuhan pokok dengan variasi 3,1 persen hingga 3,8 persen.

    Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, program Tol Laut berdampak pada penurunan disparitas harga barang kebutuhan pokok antara kawasan Barat dan Timur Indonesia antara 14,1 persen hingga 17,3 persen.  “Program tol laut menguntungkan bagi kegiatan perdagangan sebagian besar komoditas pangan strategis, terutama ikan segar, cabai dan bawang,” ujarnya.(Yogi Riswanto)



    Bagikan




    Komentar & Pesan

    Nama
    Email *
    Pesan *
    Pesan dan komentar Anda tidak di publikasikan. Terimakasih.
    _______________________________________          Adv
    __________________________________________________ 
    WAKTU SAAT INI:
    Follow:
    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube   


    mediadata.co.id - News & Report