Kuda Hitam Calon Walikota Bekasi
BEKASI- Menjelang Pemilihan Wali Kota Bekasi (Pilkada Kota Bekasi) yang akan diselenggarakan 27 November 2024 mendatang, saat ini sudah bermunculan Bakal Calon Walikota Bekasi, diantaranya Brigjen TNI Purn. H. Kemal Hendrayadi Sip.
Kemal Hendrayadi merupakan seorang putra daerah yang pensiunan jenderal bintang satu, resmi mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Wali Kota Bekasi di Pilkada 2024, sebagai kandidat pertama, yang menyerahkan berkas pendaftaran di DPC Partai Gerindra Kota Bekasi pada Sabtu (25/5/2024) lalu.
Foto:dok/istimewa/refro
Selain Kemal, yang telah mengembalikan berkas pendaftaran ke DPC Gerindra Kota Bekasi sebelum pendaftaran ditutup pada tanggal 6 Juni 2024, adalah mantan Walikota Bekasi Mochtar Mohamad (M2) yang menjabat pada periode 2008-2013 dan tugasnya sebagai Walikota terhenti.
Kandidat lainnya yang potensial adalah petahana Walikota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono (2023-2023) yang menggantikan Rahmat Effendy (Golkar). Sebelumnya, Tri adalah Wakil Walikota Bekasi periode 2018- 2022 lalu.
Bahkan figur lainnya yang ikut meramaikan pendaftaran sebagai Calon Wali kota Bekasi adalah pengusaha/politisi Caleg dari Partai Golkar, Novel Saleh Hilabi.
Mengingat Partai Gerindra Kota Bekasi hanya mendapat 6 kursi atau 12% dari total kursi DPRD Kota Bekasi hasil Pilcaleg 2024 lalu, berarti masih belum mencukupi ambang batas 20% untuk bisa mengusung calon Walikota dan wakilnya. Karenanya, pada 29 Mei 2024 resmi berkoalisi dengan DPC PKB Kota Bekasi yang memiliki 5 kursi atau 10%, sehingga jumlah kursi kedua partai menjadi 11 atau 22% melebihi ambang batas 20% (parliamentary treshold).
Berdasarkan hasil pemilihan legislatif 2024 dengan perolehan 11 kursi (22%) di DPRD Kota Bekasi, hanya PKS yang bisa mengusung pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Maka jauh-jauh hari PKS mendeklarasikan Heri Koswara Ketua DPD Kota Bekasi menjadi calon walikota. Namun untuk itu, PKS pun telah mengadakan pendekatan kepada PAN dan Golkar untuk berkoalisi mensukseskan kandidatnya.
Sementara itu, PDIP dengan perolehan 9 kursi (18%), memaksa partai banteng ini harus berkoalisi dengan partai lain karena belum melampaui ambang batas 20%. Bahkan PDIP berambisi mengumpulkan partai-partai lainnya dalam gerbong koalisi besar untuk mensukseskan satu di antara dua kandidatnya,
yaitu Tri sebagai ketua DPC Kota Bekasi dan Mochtar mantan ketua DPC Kota Bekasi yang kini menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDIP Jawa Barat.
Keduanya kini tengah menunggu restu dari Megawati, siapa yang akan ditugaskan maju sebagai Calon Walikota Bekasi nantinya.
Golkar sendiri, selain mengunggulkan Ade Puspitasari Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi sebagai Bakal Calon Walikota Bekasi, juga bursa pencalonan diramaikan oleh politisi Golkar lainnya, yaitu Faisal (Ketua AMPI Kota Bekasi), Novel Saleh Hilabi (Pengurus DPP Golkar), Idris Laena senior anggota DPR RI. Dengan jumlah kursi hanya 8 (16%), Golkar harus berkoalisi dengan partai lain, bisa jadi mengulang kesuksesannya menggoalkan Rahmat Effendy menjadi Walikota berpasangan dengan Ahmad Syaikhu dari PKS pada Pilkada 2014 lalu. Hanya saja kini bisa dengan posisi terbalik, dimana calon walikotanya Heri Koswara dari PKS.
Partai Gerindra sendiri seperti dijelaskan Ketua DPC Kota Bekasi, Bambang Sutopo, akan melakukan proses seleksi ketat untuk menentukan calon yang akan diusung sesuai dengan tingkat popularitas, elektabilitas dan kekuatan finansial yang harus disiapkan Bakal Calon Walikota Bekasi.
Saat kegiatan pengajian dihadiri H. Kemal. (dok)
“Pak Kemal mengenal Kota Bekasi sejak kecil, tentunya banyak jaringan yang mendukung. Bahkan beliau sudah blusukan ke berbagai titik di semua Kecamatan Kota Bekasi dalam dua tahun terakhir ini, baik dalam acara menghadiri pengajian maupun berbagai aktifitas sosial lainnya,” jelas Raden Meddy salah seorang tim suksesnya.
Prognosa Pilkada Kota Bekasi 2024 November mendatang, akan diperebutkan oleh tiga kandidat walikota/wakil walikota dari tiga kubu koalisi, yaitu kubu Gerindra, PKS dan PDIP.
•Suasana saat pemotongan kurban, tampak H. Kemal siap memotong kambing. (Dok/ist)
Kandidat dari Gerindra yang kemungkinan paling siap adalah pensiunan jenderal Kemal Hendrayadi, putra asli Bekasi ini peluangnya sangat signifikan mengingat figur baru tersebut cukup mumpuni untuk bersaing dengan petahana dan konstelasi politik nasional kini menguntungkan partainya pengusungnya.
Tergambar pada Pilkada Kota Bekasi 2018 lalu, partai non pemerintah PKS dan Gerindra yang mengusung Nur Supriyanto dan Adhy Firdaus hanya memperoleh 335.900 suara, kalah telak oleh Rahmat Effendy dan Tri Adhianto sebanyak 697.634 suara (kehadiran pemilih 72,03% dari total jumlah konstituen) yang diusung oleh koalisi gemuk partai pemerintah (PDIP, PKB, PPP, PAN, Demokrat, Hanura). Bahkan Golkar sendiri dalam konstelasi nasional, setelah berlangsungnya Pemilu 2018 merapat ke kubu partai pemerintah.
Padahal pada saat itu, faktor Prabowo (Gerindra) bisa membawa daya tarik konstituen, seperti kemenangan Anies Baswedan di DKI Jakarta. Hal ini menyiratkan, faktor Prabowo saat itu tidak signifikan didorong oleh konstituen PKS yang terbatas. Masa mengambang di Kota Bekasi justeru lebih cenderung memilih figur populer dari koalisi partai pemerintah. Saatnya sekarang Gerindra manggung di Kota Bekasi.* (edu)
• Redaksi | mediadata.co.id | 2024
VIDEO BATA RINGAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar