• Headline
  • H⭕rizon
  • Review
  • About us






  • 27/08/22

    2021 Impor Gandum Capai US$ 3,44 Miliar

    Subsitusinya Sorgum Mulai Diminati


    Gandum. (Kolase:Ds/ist)


    mediadata- Hingga kini, terdapat beberapa jenis gandum yang diimpor ke Indonesia, antara lain durum wheat, grain wheat dan meslin. Namun sebagian besar impor gandum merupakan jenis wheat grain. Jenis wheat grain sendiri terbagi dua yaitu untuk konsumsi pangan manusia dan untuk bahan baku pembuatan pakan ternak. Sementara itu, produk subsitusi gandum yaitu tanaman sorgum, mulai diminati oleh petani lokal di berbagai daerah. Sorgum juga sudah banyak ditanam petani berdasi di beberapa daerah.



    Selama 2018-2021, total impor gandum untuk pangan naik dari 10,08 juta ton senilai US$ 2,56 miliar pada 2018 menjadi 11,17 juta ton senilai US$ 3,44 miliar pada 2021. Sementara memasuki tahun 2022, selama Januari-Mei 2022, impor gandum  mencapai 4,35 juta ton senilai US$ 1,64 miliar.


    Meningkatnya impor gandum antara lain terutama dirorong dengan bertambahnya kapasitas produksi pabrik tepung terigu. Produsen tepung terigu di Indonesia sepenuhnya tergantung pada impor bahan baku gandum. 


    Sejalan dengan meningkatnya impor, harga gandum rata-rata mengalami kenaikan dari US$ 254,6 per ton pada 2018 menjadi US$ 308,8 per ton pada 2021. Pada tahun 2022, selama Januari-Mei, harga rata-rata melonjak menjadi US$ 377,9 per ton. Melonjaknya harga gandum itu akibat dampak perang Ukraina-Rusia. Ukraina sendiri merupakan eksportir gandum terbesar dunia.



    Tabel-

    Perkembangan impor gandum menurut volume dan nilai,

    2018-2022*

    *) Januari-Mei

    Sumber : BPS/Mediadata



    Australia pemasok gandum terbesar

    Impor gandum Indonesia dipasok terutama dari Australia, Kanada dan Amerika Serikat. Selama 2020-2021, Australia menjadi pemasok gandum terbesar dengan volume 830,8 ribu ton senilai US$ 239,8 juta pada 2020 meningkat menjadi 4,6 juta ton senilai US$ 1,45 miliar pada 2021. Sementara Ukraina memasok gandum hingga 2,95 juta ton dengan nilai US$ 705,6 juta pada 2020 dan turun menjadi 2,83 juta ton senilai US$ 843,6 juta. 


    Sementara itu, impor gandum dari Argentina mencapai 2,63 juta ton pada 2020 dan turun menjadi 606,8 ribu ton pada 2021. Dua negara pemasok gandum lainnya ke Indonesia yang tergolong besar adalah Kanada dan Amerika Serikat.


    Tabel -

    Perkembangan impor gandum menurut asal negara,

    2020-2021

     Sumber : BPS/Mediadata


    Sorgum subsitusi tepung terigu


    Untuk mengantisipasi tingginya ketergantungan terhadap impor gandum, Kementan telah mendorong pengembangan tanaman sorgum untuk substitusi impor gandum. 


    Sorgum atau yang dikenal dgn nama latin (Sorghum bicolor (L.)Moench pada tahun 1970 sudah mulai banyak di budidaya kan di Indonesia. Tercatat ada sekitar 15 ribu hektar tersebar di Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).


    Hampir seluruh bagian tanaman sorgum, seperti biji, tangkai biji, daun, batang dan akar, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Mulai menjadi makanan seperti sirup, gula, kerajinan tangan, pati, biomas, bioetanol dan tepung pengganti terigu dan lainnya. 


    Sementara itu, salah satu pelaku usaha yang giat membudidayakan sorgum terdapat di Lamongan Jawa Timur, dengan nama Rumah Sorgum Indonesia.


    Unit usaha yang berdomisili di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan Jawa Timur ini memulai usahanya pada tahun 2016 dan pada tahun 2019 mendapatkan ijin resmi dari pemerintah daerah Kabupaten Lamongan. 


    Menurut Esti Faizah, seorang penyuluh yang juga aktif di Rumah Sorgum, berdirinya unit usaha ini dilatar belakangi melimpahnya produksi biji sorgum di wilayah tersebut. Saat panen raya biasanya harganya anjlok, karena petani hanya jual bentuk biji saja, sehingga muncul ide untuk mengolahnya menjadi panganan lokal sehat agar meningkat nilai ekonomisnya.


    Perlu diketahui, harga sorgum segar sekitar Rp 2.500 sampai Rp 3.000 per kg. Apabila diolah menjadi produk makanan memiliki nilai tambah lagi. Di rumah sorgum, banyak produk olahan yang dihasilkan, seperti kue sorgum, sirup, beras sorgum, kemplang, madumongso, mie sorgum dan olahan lainnya.


    Dalam kegiatan usahanya, Rumah Sorgum menggandeng UMKM yang mayoritas anggotanya adalah kaum ibu petani/kelompok tani wanita yang ada di wilayah Lamongan. Selain mendapatkan dukungan dari Kementan dan Dinas Pertanian, dukungan juga muncul dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Lamongan untuk memfasilitasi gratis ijin usaha, dapat menitipkan produk olahan di toko. Selain itu juga ada sertifikat halal oleh MUI yang difasilitasi Dinas Koperasi Kabupaten Lamongan.


    Belakangan salah satu produsen mie intant yaitu Indofood juga siap melakukan proses pengolahan komoditas sorgum, sementara pemerintah melalui Kementerian Pertanian diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi sorgum nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, konsumsi gandum penduduk Indonesia tahun 2019 adalah 30,5 kg per kapita per tahun. Kebutuhan gandum terbesar adalah untuk industri produk pangan olahan seperti mie instan, kue dan roti.*(RS)



     Red



    Bagikan

    Komentar & Pesan

    Nama
    Email *
    Pesan *
    Pesan dan komentar Anda tidak di publikasikan. Terimakasih.
            
     
    WAKTU SAAT INI:
    Follow:
    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube  
    mediadata.co.id - News & Report   





      Tidak ada komentar: