Perkembangan Industri Smelter Nikel dan Baterai Kendaraan Listrik, 2024
Kendaraan listrik. (Istimewa/dok)
mediadata.co.id- Terbitnya kebijakan larangan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020 yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM No. 11 Tahun 2019, telah mendorong pesatnya perkembangan industri smelter (pengolahan dan pemurnian) bijih nikel di dalam negeri.
Hingga Maret 2024, berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ditjen Ilmate) Kementerian Perindustrian, terdapat 44 smelter nikel yang beroperasi dengan jumlah line produksi sebanyak 116 unit, yang terdiri dari smelter dengan proses pirometalurgi dengan teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF) mencapai 97 line produksi dan 19 line produksi smelter nikel berteknologi high-pressure acid leaching (HPAL).
Smelter RKEF memproses bijih nikel dengan kadar tinggi (saprolite) yang menghasilkan nikel pig iron (NPI), ferronikel, nikel matte sebagai bahan baku pembuatan baja nirkarat (stainless steel). Sedangkan smelter nikel berteknologi high-pressure acid leaching (HPAL) yang menggunakan asam sulfat untuk memisahkan senyawa nikel dan kobalt dari bijih nikel laterit. Hasilnya merupakan endapan hidroksida campuran atau mixed hydroxide precipitate (MHP) yang dapat diolah lebih lanjut untuk memproduki baterai kendaraan listrik. Jenis smelter ini menerapkan proses hidrometalurgi yang menggunakan bijih nikel kadar rendah (limonite).
Produksi dari kedua jenis teknologi yang digunakan smelter ini menunjukkan hasil devisa dari pasar ekspor yang cukup signifikan. Dari catatan Badan Pusat Statistik, selama 2019-2023, ekspor nikel matte yang diproduksi smelter dengan teknologi RKEF melonjak dari 90.610 ton senilai US$ 782 juta pada 2019 menjadi 329.675 ton dengan nilai US$ 4,09 miliar pada tahun 2023. Dan dalam enam bulan pertama tahun 2024, ekspor nikel matte mencapai 138.655 ton dengan nilai US$ 1,42 miliar.
Sementara itu, dalam periode yang sama, ekspor ferronikel meningkat dari 1,59 juta ton senilai US$ 2,59 miliar pada tahun 2019 menjadi 8,53 juta ton dengan nilai US$ 15,2 miliar pada tahun 2023. Dan dalam enam bulan pertama tahun 2024, ekspor ferronikel mencapai 4,58 juta ton dengan nilai US$ 6,64 miliar.
Sedangkan ekspor MHP, selama tahun 2021-2023, meningkat pesat dari hanya 82.317 ton senilai US$ 311,4 juta pada tahun 2021 menjadi 925.263 ton dengan nilai US$ 2,67 miliar pada tahun 2023. Sementara selama Januari-Juni 2024, ekspor MHP telah mencapai 668.099 ton dengan nilai US$ 1,63 miliar.
Sementara itu, nikel sulphate yang mulai diekspor pada tahun 2023 mencapai 66.440 ton dengan nilai US$ 234,4 juta. Dan dalam enam bulan pertama tahun 2024, ekspornya telah mencapai 85.360 ton dengan nilai US$ 262,5 juta. Ekspor nikel sulphate dilakukan karena belum terdapat industri prekursor katoda baterai kendaraan listrik sebagai penyerap nikel sulphate di dalam negeri. Dengan kata lain, produksi nikel sulphate sepenuhnya dipasarkan melalui ekspor.
Berkembangnya industri smelter nikel dengan teknologi high-pressure acid leaching (HPAL) dan proses hidrometalurgi ini, tidak terlepas dari rencana pemerintah untuk mengembangkan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Listrik.
Di sisi lain, pengembangan industri KBLBB juga berperan strategis dalam mendorong industri turunan yang termasuk dalam rantai nilai (value-chain) industri ini, seperti hilirisasi mineral lanjutan (termasuk nikel), industri komponen dan industri baterai.
Terkait hal itu, PT Mediadata Globalindo melalui divisi Media Data Riset sebagai perusahaan jasa penyedia data dan informasi telah mempersiapkan laporan studi “Perkembangan Industri Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia”, 2024.
Pada laporan studi ini, di hulu, pembahasan meliputi bahan baku baterai kendaraan listrik, di pertengahan meliputi perkembangan industri smelter nikel untuk industri baterai kendaraan listrik (mixed hydroxide precipitate/MHP), meliputi perkembangan produksi, ekspor, profil produsen dan proyek baru. Dan di hilir, pembahasan meliputi perkembangan industri baterai kendaraan listrik, kebijakan, perkembangan industri mobil listrik, perkembangan industri motor listrik, industri komponen kendaraan listrik dan infrastruktur kendaraan listrik.
Kami berharap, studi ini akan bermanfaat bagi kalangan bisnis terutama para pengambil keputusan di bisnis baterai kendaraan listrik. Studi ini juga bermanfaat bagi kalangan bisnis yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan industri baterai kendaraan listrik seperti sektor perbankan, jasa asuransi dan perdagangan.
Selain itu, studi ini juga bermanfaat bagi para investor atau calon investor yang akan menjalin kerjasama dengan perusahaan yang aktif di industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.
OUTLINE STUDI TENTANG -
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATERAI
KENDARAAN LISTRIK di INDONESIA, 2024
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Cakupan dan Tujuan Studi
1.3. Metodologi Pengumpulan data dan Informasi
2. DESKRIPSI PRODUK
2.1. Jenis Baterai Kendaraan Listrik
2.2. Proses Produksi
2.3. Rantai Pasok Baterai Kendaraan Listrik
3. CADANGAN & SUMBER DAYA BAHAN BAKU BATERAI KENDARAAN LISTRIK
3.1. Nikel
3.2. Lithium
3.3. Cobalt
3.4. Bauksit/Alumina/Aluminium
3.5. Tembaga
4. PERKEMBANGAN INDUSTRI SMELTER NIKEL
4.1. Smelter nikel pirometalurgi
4.1.1. Kapasitas produksi
4.1.2. Perkembangan produksi nickel pig iron (NPI), feronikel dan nikel matte
4.1.3. Perkembangan impor dan ekspor
4.1.4. Profil produsen nickel pig iron (NPI), feronikel dan nikel matte
4.1.5. Proyek baru di industri smelter RKEF
4.2. Smelter nikel hidrometalurgi untuk Baterai Kendaraan Listrik
4.2.1. Kapasitas produksi
4.2.2. Perkembangan produksi
Mixed Hydroxide Precipitate (MHP)
Prekursor katoda Nikel Sulphate & Cobalt Sulphate
4.2.3. Perkembangan impor dan ekspor
Mixed Hydroxide Precipitate (MHP)
Nikel Sulphate
4.2.4. Profil Produsen MHP, Nikel Sulphate & Cobalt Sulphate
4.2.5. Proyek Baru di industri smelter HPAL
4.3. Industri anoda litium
5. PERKEMBANGAN INDUSTRI BATERAI KENDARAAN LISTRIK
5.1. Industri battery cell (Sel Baterai)
5.2. Industri battery pack
5.3. Proyek di industri sel baterai
6. PERKEMBANGAN INDUSTRI KENDARAAN LISTRIK
6.1. Jenis kendaraan Listrik
6.2. Kapasitas produksi
6.3. Perkembangan produksi
6.4. Perkembangan penjualan
6.5. Perkembangan impor
6.6. Perkembangan ekspor
7. KEBIJAKAN
7.1. Fiskal
7.2. TKDN
7.3. Konversi
7.4. Paket Subsidi Pembelian
8. INFRASTRUKTUR KENDARAAN LISTRIK
8.1. SPKLU
8.2. SPBKLU
9. INDUSTRI KOMPONEN KENDARAAN LISTRIK
9.1. Jenis komponen
9.2. Produsen komponen
10. PERKEMBANGAN INDUSTRI SEPEDA MOTOR LISTRIK
10.1. Produsen sepeda motor listrik
10.2. Perkembangan penjualan
10.3. Perkembangan ekspor
11. PROYEKSI
12. PROSPEK & KESIMPULAN
Laporan studi ini ditulis menjadi sekitar 200 halaman dengan ha5rga Rp 6.500.000 per copy untuk Bahasa Indonesia. Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut mengenai studi ini dapat menghubungi PT Mediadata Globalindo melalui telepon nomor ‘mobile phone’ 0812-10606000 dan e-mail mediadataglobalindo@gmail.com dengan mengisi formulir terlampir. Pemesanan untuk luar negeri atau luar Jakarta akan ditambah biaya kirim. Demikian penawaran ini dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, 2024
PT. Mediadata Globalindo
Drs. Dudi Kusdian
Direktur
• Redaksi | mediadata.co.id | 2024
VIDEO BATA RINGAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar