Oleh : Husni Agus (Kabiro Jawa Barat)
Mediadata.co.id– Kehadiran teknologi Beton Berpori atau Beton Porous (BP) menjadi solusi bagi kota-kota besar di Indonesia dalam mengatasi permasalahan banjir maupun genangan air akibat limpasan air hujan yang kerap terjadi ketika curah hujan tinggi setiap tahunnya. Namun, penerapan “Green Construction” yang ramah lingkungan ini, masih terkendala faktor kebijakan dalam tata kelola perkotaan.
Berbeda dengan Singapura atau negara-negara lain yang sudah menerapkan BP sebagai suatu kebijakan dalam tata kelola perkotaan. “Di sejumlah areal di Singapura sudah menerapkan BP sebagai area resapan, mengingat BP memiliki 15-20% celah yang memungkikan air hujan dapat langsung meresap ke tanah bagian bawah, sehingga tidak menimbulkan genangan air hujan,” ungkap Pendiri Pt.Indoporous Multiteknik, Dicky Al Farezy Zen, yang didampingi Project Manager Dirga Fahim Siddiq, dalam wawancara dengan reporter mediadata.com di Bandung.
“Kalau gubernurnya seperti Anies Baswedan di Jakarta dan Ridwan Kamil di Jawa Barat, mereka sudah mengerti mengenai fungsi serta arti penting dari penerapan beton berpori. Namun, penerapan beton berpori di areal perkotaan di Jawa Barat misalnya, sampai saat ini masih baru sebatas anjuran atau disarankan belum menjadi kebijakan resmi dari gubernur maupun pemerintah pusat,” lanjut Dicky.
Dicky menjelaskan, Beton Indoporous Crete pada dasarnya memiliki tiga fungsi utama, pertama sebagai perkerasan permukaan beton; kedua sebagai resapan air; dan ketiga fungsi estetika. “Penerapan Beton Porous merupakan bagian dari program zero run off di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dalam upaya mengatasi air limpasan hujan agar tidak terjadi genangan,” jelasnya.
Merujuk pada kajian internasional mengenai konsep “sponge city”, Beton Porous Crete yang di produksi PT. Indoporous Multiteknik memiliki konsep charger air tanah (ground recharger water), menyediakan ketersediaan debit air tanah di sekitar perkerasan beton, mengingat mekanisme Beton Porous membuat saluran drainase terpadu antara Drainase Vertikal dan Drainase Horizontal. Dengan kata lain, dapat melindungi kualitas air di dalam tanah yang kemudian bisa menjadi sumber air terjamin karena sirkulasinya baik.
“BP merek Indoporous Crete memiliki koefisien dan rumus tersendiri yang berbeda dengan merek BP lainnya, ini menunjukkan Indoporous Crete selalu mengedapankan pengembangan produk agar dapat dirasakan manfaatnya oleh para klein,” lanjut Dicky.
Selain itu, BP merek Indoporous Crete memiliki keunggulan dari segi bahan baku, khususnya batu split yang diproduksi sendiri oleh sister company, yaitu PT. Quarindo Bukit Barokah. “Bandingkan saja dengan produk BP dari merek lainnya. Produk kami menggunakan batu split kecil-kecil yang solid ketika bercampur semen dan sealer,” tegasnya.
Dicky mengakui, pihaknya sudah melakukan riset dan ujicoba selama dua tahun, mulai dari tahun 2015 sampai kemudian diluncurkan ke publik tahun 2017 dengan menggunakan bendera perusahan lain. “Kami tidak pernah berhenti melakukan riset dan ujicoba, juga melakukan studi banding ke negara-negara lain, dalam meningkatkan kualitas produk yang sejak 2019 berada di bawah naungan PT. Indoporous Multiteknik. Kami pun melakukan inovasi agar produk yang kami buat dapat bermanfaat bagi khalayak luas,” ungkapnya.
Menurut Dirga Fahim Siddiq selaku Project Manager PT. Indoporous Multiteknik, tren permintaan Beton Berpori memiliki kurva meningkat setiap bulannya di tahun 2019, namun karena adanya pandemic covid-19 di tahun 2020 permintaan mengalami penurunan drastis.
“Sejauh ini kami lebih banyak melayani permintaan dari sejumlah kontraktor yang mengerjakan proyek-proyek pemerintahan maupun swasta. Sedikitnya ada sekitar 10 kontraktor skala kecil dan dua kontraktor besar, seperti Jaya Konstruksi serta Nusa Raya Cipta, yang sudah menjadi mitra kami,” ungkapnya.
Direktori Perusahaan-Produsen Beton Berpori-Porous Concrete
◽
Tidak ada komentar:
Posting Komentar