26/09/20
JAKARTA,mediadata.co.id-
Keseriusan Pemerintah tertuang dalam rencana pengembangan program Renewable Energy Based Industry (REBID) bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala besar.
Pasalnya, tingginya kebutuhan energi listrik di masa depan itulah yang mendorong pemerintah untuk terus menggeber, mempercepat pemanfaatan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT), salah satunya pembangkit berbasis tenaga air.
Saat ini, Kementerian ESDM tengah melakukan kerja sama pemanfaatan waduk eksisting maupun baru bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan potensi kapasitas sebesar 302 MW dengan sebarannya di eksisting Kalimantan Timur (Waduk Arsari/Sepaku 20 MW, Waduk Lembakan 20 MW, dan Waduk Wamboja 18 MW), eksisting Papua (PLTM Kalibumi 6,3 MW), Kalimantan Selatan (PLTA Kusan 65 MW), Sulawesi Tenggara (PLTA Konawe/Bendungan Pelosika 10 MW), dan Jambi (PLTA Merangin (90-228 MW).
Dalam hal ini, Direktur Aneka EBT Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Harris pada diskusi virtual yang berlangsung Kamis (24/9), menjelaskan, "(Konsep) ini akan mengintegrasikan mulai dari sisi suplai sampai sisi pada penggunanaan energi. Ini akan mengakselerasi pemanfaatan hidro skala besar untuk diserap di pasar industri besar, seperti di PLTA Kayan."
Harris juga mengungkapkan, PLT Air maupun PLT Minihidro (PLTM) akan terus dikembangkan sesuai dengan regulasi, "Kita harapkan bisa dikembangkan melalui regulasi yang ada saat ini. Kita akan mengakomodir semua (masukan pengembang)."
Lanjut Harris lagi, "Khususnya (kapasitas) yang di bawah atau sampai dengan 5 Mega Watt (MW), impelementasinya dilakukan melalui penunjukan langsung dan Feed in Tariff."
Apabila kapasitas pembangkit di atas 5 MW, penetapan harga jual beli akan dilakukan dengan skema Business to Business (B to B). "Konsep tersebut sudah ada dalam draft Peraturan Presiden," papar Harris memberi kejelasan.
Khusus di Kalimantan Utara, pemerintah tengah melakukan cascading (penyelarasan) 5 PLTA dengan total kapasitas 6.000 - 9.000 MW dan PLTA Mentarang berkapasitas 1.375 MW. Keduanya diperuntukkan untuk mendukung kegiatan industri di Kalimantan Timur.
Besarnya potensi air di Papua tengah dilirik oleh Fortescue Metals Group (FMG) Australia yang berencana investasi PLTA 20 Giga Watt di Papua beserta kawasan industri di Memberamo, Urumuka, Idenberg, Balein dan Derewo. "Kita berharap mereka bisa membawa industrinya sehingga membawa benefit untuk Indonesia lebih tinggi lagi," harap Harris.
lain itu, Kementerian ESDM terus mengoptimalkan proyek-proyek yang telah terdaftar di Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) Perusahaan Listrik Negara namun terhenti dan untuk dikembangkan dengan skema IPP murni/mandatory anak perusahaan PLN dengan potensi 1.000 hingga 5.425 MW. (DosiBre')
Ekonomi Cepat Pulih Jika COVID-19 Mereda
Transportasi Laut Terkontraksi 17,48 Persen Akibat Covid-19
Indonesia terus memacu industri baja guna menembus pasar ekspor. Meski masih dalam tekanan akibat Covid-19, permintaan baja masih tumbuh. Hal ini bisa dilihat dari ekspor baja ke Pakistan...
Komentar & Pesan
Follow:
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar