Spunbond Masih Menjanjikan
.
Image:ist
Meski penerapan protokol kesehatan dalam penanggulangan pandemi Covid-19 saat ini semakin longgar, di antaranya dengan dicabutnya kewajiban masyarakat untuk menggunakan masker, namun industri bahan baku masker bedah yaitu kain non rajut (non woven) spunbond masih sangat menjanjikan. Karena selama ini, produksi maskerdi dalam negeri masih sangat terbatas dibandingkan dengan kebutuhannya dalam dua tahun terakhir ini.
Secara umum, produksi masker bedah menggunakan bahan baku kain meltblown dan spundbond. Kain metblown digunakan pada bagian dalam masker dan bahan utama Pakaian Pelindung Medis (PPM) yang berfungsi menghalangi masuknya virus, sedangkan kain spunbond merupakan kain yang digunakan pada bagian luar masker medis.
Tercatat dari 63 pabrikan yang memproduksi masker bedah dan 2 pabrikan untuk masker N95, kapasitas total produksinya sebesar 4,74 miliar buah atau sekitar 14,2 ribu ton, Dari kapasitas sebesar itu, menurut data kemenperin dana kesehatan produksi masker bedah dan N95 sekitar 2,98 miliar buah atau hanya 9 ton. Selanjutnya pada tahun 2001 produksinya meningkat 27,8% menjadi 3,9 miliar pcs atau sebesar 11,8 ton,
Memasuki 2021, menurut data pemerintah kebutuhan masker N95 dalam dua tahun terakhir jauh melebihi kapasitas produksinja, sehingga pada tahun lalu untuk masker N95 defisit 8,3 juta pcs (16 ton). Sedangkan untuk masker bedah, pada tahun lalu justeru mengalami surplus yang cukup signifikan, karena melonjaknya impor masker dari China.
Membanjirnya supply masker di dalam negeri, dikarenakan impor barang jadi masker mangalami lonjakan yang signifikan dengan kebutuhan masker pada saat pandemi lalu. Tercatat impor pada tahun 2019 (sebelum pandemi) hanya 2,5 ribu ton, namun tahun 2020 melonjak 202,1% menjadi 9 ribu ton dan memuncak 276,6% pada tahun 2021 lalu menjadi 50,3%, terutama sebagian besar dipasok dari China.
Sehingga walaupun konsumsi masker bedah dan N95 di dalam negeri pada tahun 2021 lalu mencapai 56 ribu ton, namun produksi di dalam negeri hanya 11,8 ribu ton, atau utilitasnya sudah hampir optimal hingga 83%.
Dengan demikian, pada tahun 2022 ini diperkirakan pasokan masker akan kembali normal seperti sebelum terjadinya pendemi, yaitu produksinya pada tahun 2019 hanya berkisar 1,2 miliar buah, atau sama dengan 3,6 ribu ton. Berarti potensi penyerapan spunbond untuk industri masker sangat kecil tinggal 3 ribuan ton saja, padahal produksi spunbon nasional pada tahun 2021 lalu sudah mencapai 104 ribu ton.
Spunbond Diserap Diapers dan Matras
Meski konsumsi dan produksi masker akan kembali normal dengan penyerapan bahan baku spunbond yang relatif kecil, namun industri spunbond di adalam negeri masih menjanjikan, terutama akan diserap oleh industri diapers dan pembalut wanita, matras, sepatu, goodiebag dll, yang terus berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat, bahkan potensi konsumsi dan ekspor sepatu olahraga akan terus berkembang.
Selain industri itu. penyerapan spunbond juga digunakan pada industri otomotif, industry civil engineering, pertanian/agriculture, roofing/building dan lainnya. Sektor industri lainnya tersebut, umumnya menggunakan spunbond jenis gramasi tinggi di atas 70 gram/m2, meskipun ada juga yang menggunakan gramasi rendah seperti industri fashion (furing baju) dll.
Table
Estimasi Konsumsi Spunbond
oleh Industri Pemakai, 2021
*) Termasuk pembalut wanita
**) Industri hygienes di luar diapers dan masker, otomotif civil engineering, pertanian/agriculture, roofing/wallpaper/building dll.
• Source: Mediadata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar