• Headline
  • H⭕rizon
  • Review
  • About us






  • |Internasional|
    Singapura Mengembangkan Pelacak Corona Berbentuk Token
    Image:ist

    Kabar baik.Terkabar, Singapura telah mulai membagikan perangkat pelacakan kontak menggunakan Bluetooth sebagai bagian dari langkah memperlambat penyebaran Virus Corona. 
    Dan perangkat ini berbentuk Token, yang bersumber dari perusahaan elektronik PCI yang berbasis di Singapura. Diumumkan juga bahwa awal bulan ini perusahaan telah memenangkan tender SGD6 juta (£ 3,5 juta; $ 4,3 juta) untuk memasok 300.000 perangkat pertama, yang berhasil dengan SGD20 per token.
    Diterangkan bahwa perangkat ini disebut TraceTogether, bertujuan sebagai alternative dari aplikasi pelacakan TraceTogether versi smartphone. 
    Perangkat ini ditujukan untuk orang yang tidak memiliki atau memilih untuk tidak menggunakan ponsel. Awal mula hadirnya perangkat ini adalah berangkat dari  rasa prihatin terhadap privasi.
    Batch pertama perangkat didistribusikan kepada orang lanjut usia yang rentan yang memiliki sedikit atau sama sekali tidak mendaptkan dukungan keluarga atau memiliki masalah mobilitas. 
    Dalam hal ini juga token memiliki kode QR unik dan tidak perlu diisi karena memiliki daya tahan baterai hingga sembilan bulan. Cara kerja perangkat ini yakni menukar sinyal Bluetooth dengan token TraceTogether atau ponsel cerdas lain di sekitarnya yang menjalankan aplikasi TraceTogether.
    Petugas pelacakan kontak akan memberitahu pengguna jika mereka terdeteksi berada di dekat seseorang yang terinfeksi Virus Corona. Jika mereka kemudian dikonfirmasi telah melakukan kontak terhadap pasien Covid-19, data akan diunduh dari perangkat.
    Awalnya, dikabarkan masyarakat sempat merasa khwatir akan privasi mereka saat mengunnakan aplikasi maupun device ini. Namun pemerintah segera menepis isu tersebut karena pemerintah berpendapat bahwa Tracetogether tidak dirancang untuk menandai gerakan orang melainkan hanya untuk mendeteksi orang-orang yang terinfeksi COVID-19 yang sedang berada di dekat pengguna.
    Pemerintah Singapura juga mengatakan bahwa data yang dikumpulkan oleh perangkat akan dienkripsi dan disimpan dalam token selama maksimal 25 hari, seperti dikutip dari bbc. Dalam hal ini juga, pihak berwenang juga mengatakan bahwa data tidak dapat diakses dari jarak jauh karena token tidak memiliki kemampuan internet atau seluler. 
    (Ds/bbs)
    ©sumber: bbc






            






    Follow:



    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube