Kurikulum Program Bulan Pajak
Pajak|Mediadata| Oleh: Dudi Kusdian|
Untuk pembelaja- ran wajib pajak di usia emas itu, bisa dirancang untuk menstimulasi kecerdasan majemuk (multipleIntelligence), hingga akan terus berkembang agar bisa merespon kebutuhan pembelajaran di usia-usia selanjutnya. Sebaliknya stimulasi pembelajaran yang salah sejak usia dini, akan mempengaruhi dan menghambat responnya terhadap “momok” kewajiban pajak yang “mengkhawatirkan” tersebut misalnnya. Beberapa aspek yang mempengaruhi pengalaman anak-anak, diantaranya lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman dalam proses pembelajaran Kurikulum Program Bulan Pajak Sejak Usia Dini.
Pajak|Mediadata| Oleh: Dudi Kusdian|
30/6/2020
PAUD (image:99.co/ist) |
Pembelajaran tersebut dilengkapi dengan materi pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan menantang bagi anak, hingga bisa menggunakan seluruh pancaindera dan tubuhnya. Kegiatan bermain anak-anak yang dimaknai dengan pengajaran nilai-nilai muatan lokal gotongroyong tersebut, seperti melakukan bersih bersih bersama di dalam kelas dan lain-lain. Sedangkan dalam pembelajaran wajib pajak, bisa dimulai dengan pelaporan uang saku/jajan/kebutuhan anak siswa PAUD/TK dalam satu bulan, kemudian mereka wajib memasukan iuran pajaknya setiap hari dalam Celengan Bulan Pajak selama satu bulan itu.
Celengan Bulan Pajak yang eyes catching itu, bisa tampil dalam bentuk dan logo yang seragam difasilititasi oleh intansi terkait di pemerintah daerah setempat. Nantinya di akhir program bulan pajak, celengan tersebut dibuka dan dihitung bersama oleh seluruh siswa PAUD/TK. Hasilnya bisa digunakan untuk biaya transportasi dan konsumsi kunjungan proyek di kabupaten/kota setempat atau proyek skala desa/kelurahan (dana desa). Pemerintah daerah harus dapat memberikan akses kunjungan bagi siswa PAUD/TK di lokasi pembangunan proyek yang aman dan kondusif, persis seperti acara Latihan Manasik Haji yang diselenggarakan secara massal di satu lapangan di tingkat kabupaten maupun kecamatan (sebelum Pandemi Covid 19).
Bilamana kurikulum latihan manasik haji diselenggarakan untuk mengenalkan salah satu Rukun Islam, dengan harapan mereka akan melaksanakan kegiatan keagamaan itu setelah dewasa, maka kunjungan siswa PAUD/TK ke keproyekan pemerintah adalah salah satu cara mengenalkan manfaat membayar pajak. Kelak mereka diharapkan taat dan jujur untuk memenuhi kewajibannya terhadap negara setelah memenuhi persyaratan wajib pajak.
Variasi kegiatan lain dalam Program Bulan Pajak bagi siswa PAUD/TK, di antaranya bisa menggunakan dana celengan tersebut untuk kegiatan proyek di sekolah atau lingkungan sekolah, seperti pengecatan pagar, sarana bermain, atau penghijauan penanaman pohon di sekitar sekolah. Anak-anak hanya menyaksikan pelaksanaan kegiatan tersebut, yang dilakukan secara simbolik oleh perwakilan siswa dari PAUD/TK itu, untuk selanjutnya dikerjakan oleh tukang yang dibayar dari hasil celengan pajak mereka.
Kegiatan Program Bulan Pajak bagi siswa PAUD/TK ini bak investasi, buahnya bisa dipetik satu atau dua dasawarsa mendatang, hingga tax ratio bisa meningkat lebih ideal lagi. Bahkan bisa lebih cepat dari itu, karena mereka akan selalu mensuport keluarganya untuk memenuhi wajib pajak. Karena itu, kenapa tidak pemerintah mencoba memasukan kurikulum pembelajaran wajib pajak ini sejak usia dini, dari PAUD/TK berlanjut dengan kurikulum pembelajaran lanjutan di tingkat sekolah lanjutan.*