Daun Kelor Tembus Internasional

Siapa sangka, daun kelor kini telah tembus ke Internasional. Dulu tanaman ini dipandang sebelah mata, seakan tidak berfungsi lebih. Tapi kini, per kilonya bisa mencapai Rp.250.000,. 

⚪ Opportunity 

NASIONAL  |  peluang | 

Hal yang dibilang terobosan baru, Ir. Ai Dudi Krisnadi memproduksi aneka olahan kelor kini memenuhi permintaan pasar mancanegara.

Dalam hal ini, menurut Dudi kandungan nutrisi adalah aspek paling penting yang  menjadi indikator kualitas kelor. Pasalnya, lembaga internasional seperti Food and Agricultural Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) menggadang-gadang moringa---sebutan kelor di dunia internasional---sebagai super food karena kandungan nutrisi kelor yang luar biasa. 

Menurut Dudi kandungan  potasium atau kalium serbuk kelor 15 kali lebih tinggi daripada pisang.  Kalium salah satu unsur penting untuk membantu menjaga kesehatan jantung. Keunggulan lain kandungan vitamin A sebuk kelor 10 kali lebih  tinggi daripada wortel, kandungan zat besi 25 kali lebih tinggi daripada bayam, vitamin C kali dari jeruk, kalsium 17 kali lebih tinggi daripada kalsium susu, dan protein 9 kali lebih tinggi daripada yoghurt, papar Dudi seperti dilansir kompasiana.

Dudi dengan pohon kelornya (ft:ist)
Lantaran itulah, David Clifton jauh-jauh datang dari Vietnam untuk menetap sementara  di kediaman Ir. Ai Dudi Krisnadi di Desa Ngawenombo, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. 

Ketertarikan itu lantaran kandungan nutrisinya yang tinggi, beberapa negara  memanfaatkan kelor untuk mengatasi masyarakat yang kekurangan gizi. David menuturkan moringa juga menjadi salah satu sumber nutrisi  masyarakat di Eropa yang peduli hidup sehat. "Masyarakat di sana mengolah serbuk moringa menjadi salah satu bahan smoothie," kata David.
Di sana pemilik perusahaan perdagangan  asal Kanada itu turut memanen kelor di kebun. Ia juga mengamati tahap  demi tahap pengolahan kelor di Pusat Pembelajaran Moringa Organik Indonesia milik Dudi. Ia dan Dudi tengah mempersiapkan kerjasama  produksi aneka olahan Moringa oleifera untuk memenuhi pasar negara-negara di Benua Eropa dan Amerika utara.

Menurut David, ia memilih bekerjasama dengan Dudi karena serbuk kelor  yang dihasilkannya berkualitas lebih baik dibandingkan produk dari negara-negara sentra produksi kelor lain di dunia. Salah satunya dalam  hal kandungan nutrisi. "Salah satu buyer dari Jerman menguji kandungan nutrisi kelor produksi Dudi dan ternyata kandungan nutrisi kelor produksi Dudi paling baik," ujar David.

Baca:
Manfaat Daun Kelor 

David menilai, kalau Dudi mengolah daun kelor dengan prosedur ketat untuk menjaga  kandungan nutrisinya. "Hasil panen harus segera diolah maksimal 4 jam setelah panen," ujar Dudi. Setelah merorot daun hasil panen, para  karyawan bergegas mencuci dan mengeringkan daun kelor. 

Proses  pengeringan berlangsung dalam ruangan. Dudi mengatur suhu di ruang  pengeringan maksimal 35oC dan kelembapan 46% agar tidak merusak kandungan nutrisi. Daun kelor kering setelah 3 hari pengeringan. 

Selanjutnya Dudi menggiling daun kering menjadi serbuk hingga tingkat  kehalusan 200 mesh. Daun kelor serbuk itu menjadi bahan baku teh daun kelor celup. Pria 55 tahun itu juga mengolah daun kelor menjadi tepung  yang lebih halus, yakni hingga berukuran 500 mesh.Terkutip di kompasiana. (dos/ist)

 Berita Kesehatan 




Tips Cara Aman Melakukan Kerokan

 Review  

Industri baja sebagai sebagai penopang bagi industri-industri lainnya, kini kondisinya sangat memprihatinkan karena adanya berbagai persoalan dan tantangan yang kurang berpihak pada pertumbuhan industrinya, terutama disebabkan oleh terjadinya gempuran impor produk baja asal China. Dampaknya, tak kurang  1.300 Karyawan Krakatau Steel terancam pemutusan hubungan kerja (PHK)....

 Lainnya 











Follow:



Facebook  Twitter  Instagram  Youtube