• Headline
  • H⭕rizon
  • Review
  • About us






  •  Dari Produsen Utama Dunia Indonesia Berkembang Jadi Negara Konsumen Kopi


    JAKARTA, mediadata.co.id- Didorong pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat, terutama generasi milenial, seperti tren kopi susu kekinian hampir di berbagai daerah telah mendorong peningkatan konsumsi kopi di dalam negeri.


    Selain itu, kinerja industri pengolahan kopi di dalam negeri mengalami peningkatan yang signifikan, yang ditandai pesatnya perkembangan cafe dan warung atau kedai kopi, baik di kota besar maupun kota kecil.

    Sebagai negara produsen kopi utama di dunia, Indonesia perlahan berkembang menjadi negara konsumen kopi. Konsumsi kopi per kapita di Indonesia diperkirakan mencapai 1,5 kg per tahun.


    Perkembangan konsumsi kopi di Indonesia tidak terlepas dari gelombang transformasi kopi dunia. Pada gelombang pertama, perusahaan-perusahaan besar produsen kopi mendorong peningkatan konsumsi kopi hasil industri secara eksponensial dengan produk kopi siap minum.


    Kemudian, gelombang kedua ditandai dengan munculnya kafe-kafe jaringan global dengan penggunaan mesin espresso. Dengan adanya mesin tersebut, konsumen dapat menikmati kopi dengan rasa yang berbeda karena adanya teknik pengolahan atau penyajian  yang baru.


    Memasuki gelombang ketiga, bisnis kopi dikenalkan dengan dengan konsep specialty coffee dan kedai kopi global mulai bersaing dengan kedai kopi lokal yang menyajikan kopi khas dari beragam daerah atau disebut single origin coffee dengan berbagai variasi teknik penyeduhan.


    Perkembangan tersebut menandakan bahwa Indonesia telah melalui gelombang ketiga perkembangan konsumsi kopi, yang ditandai dengan semakin banyaknya konsumen kopi yang menjadi penikmat kopi.


    Dengan potensi pasar di dalam negeri dan luar negeri yang masih berkembang, Menperin menyebutkan, kebijakan pengembangan industri pengolahan kopi antara lain dilakukan melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia seperti barista, roaster, penguji cita rasa (cupper), peningkatan nilai tambah biji kopi di dalam negeri, dan peningkatan mutu kopi olahan utamanya kopi sangrai (roasted bean) melalui penguasaan teknologi roasting.


    Melalui perkembangan itu, Indonesia yang semula dikenal sebagai produsen kopi, secara bertahap berkembang menjadi negara konsumen kopi. Selain itu, industri pengolahan kopi domestik tidak hanya menjadi pemain utama di pasar lokal, namun telah merambah sebagai pemain global.


    Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara produsen biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia dengan produksi rata-rata sekitar 700 ribu ton per tahun atau sekitar 9% dari produksi kopi dunia. Pada tahun 2019, produksi biji kopi Indonesia mencapai 729 ribu ton.


    Indonesia juga memiliki peluang dalam pengembangan industri pengolahan kopi, karena selain pasar yang besar, juga didukung dengan potensi bahan baku. Oleh karena itu, diperlukan upaya strategis, seperti hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan peningkatan kapasitas produksi.


    Sementara itu, ekspor kopi olahan menghasilkan devisa cukup besar pada tahun 2018, yaitu mencapai US$ 579,9 juta atau meningkat 19,1% dibanding tahun 2017. Kemudian pada 2019, nilai ekspor meningkat menjadi US$ 610,9 juta atau naik 5,3% dari tahun 2018. Ekspor kopi olahan dari Indonesia yang didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi, yang diekspor ke beberapa negara di kawasan Asean, China dan Uni Emirat Arab.


    Berdasarkan catatan Kemenperin, perdagangan kopi olahan pada tahun 2018 mengalami surplus lebih dari US$ 420 juta atau meningkat sekitar 10,3% dari tahun 2017. Sementara memasuki tahun 2020, di tengah imbas pandemi Covid 19, selama periode Januari - Juni 2020, neraca perdagangan produk kopi olahan masih mengalami surplus sebesar US$ 211,05 juta. 


    Dengan potensi pasar di dalam dan luar negeri yang masih terus berkembang, Kemenperin gencar memacu kinerja industri pengolahan kopi di dalam negeri karena sektor ini termasuk dalam kelompok industri makanan dan minuman, yang termasuk prioritas pengembangan sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0.


    Perkembangan ekspor kopi

    Selama 2016-2019, ekspor kopi dari Indonesia berfluktuasi dari 412.370 ton senilai US$ 1 miliar pada 2016 menjadi 355.768 ton senilai US$ 872,3 juta pada 2019. Sementara selama Januari – September 2020. ekspor kopi termasuk teh, mate dan spices mencapai 417.123 ton senilai US$ 1,18 miliar.


    Tabel –

    Perkembangan ekspor kopi Indonesia, 2016-2020*)

    Tahun

    Volume (Ton)

    Nilai (US$’000)

    2016

    412.370

    1.000.620

    2017

    464.198

    1.175.393

    2018

    277.411

    806.878

    2019

    355.768

    872.355

    2020*)

    417.123**)

    1.182.743**)

    *) Januari-September

    **) termasuk volume dan nilai ekspor komoditi teh, mate dan spices

    Sumber : BPS/Mediadata


    Indikasi Geografis (IG) Kopi Terdaftar

    Indikasi geografis (IG) kopi terdaftar merupakan salah satu komponen penting untuk mendorong ekspor kopi melalui penguatan merek produk-produk khas sejumlah daerah di Indonesia. Saat ini, telah terdaftar 32 IG kopi di Indonesia. Kopi arabika Gayo, misalnya, merupakan kopi Indonesia pertama yang mendapat pengakuan IG dari Uni Eropa sejak tahun 2017.


    Provinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah penghasil kopi utama dengan produksi biji kopi sebanyak 56,9 ribu ton pada tahun 2019, dan telah memperoleh dua sertifikasi IG, yaitu Robusta Kepahiang dan Robusta Rejang Lebong. 


    Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang masuk ke dalam “segitiga emas” kopi, bersama Lampung dan Sumatera Selatan. Bengkulu menjadi tempat bagi 66.999 petani kopi di 10 kabupaten/kota dan 64.632 petani penanam kopi robusta. Hasil produksinya mencapai 55.168,9 ton (per tahun 2016). Sementara untuk kopi arabika, jumlah petaninya sekitar 2.367 petani, dengan hasil produksi 1.506 ton. 


    Melalui potensi yang dimiliki, membuat Pemprov Bengkulu berencana mengadakan Konferensi Kopi Dunia. Saat ini, di Bengkulu, terdapat 146 pemilik usaha kopi yang masuk kategori sektor IKM. Pada 2020, provinsi Bengkulu yang terpilih sebagai penyelenggara peringatan Hari Kopi Internasional (International Coffee Day 2020) di Indonesia.


    Sedangkan provinsi Jambi telah mempunyai dua indikasi geografis yang terdaftar untuk kopi, yaitu Kopi Arabika Sumatera Koerintji dan Kopi Liberika Tungkal Jambi yang dikenal mempunyai citarasa yang khas.


    Berikut ini Indikasi Geografis Kopi Terdaftar menurut jenis dan wilayah : 


    KOPI ARABIKA (17 IG)

    Kopi Arabika Kintamani Bali (2008), Kopi Arabika Gayo (2010), Kopi Arabika Flores Bajawa (2012), Kopi Arabika Kalosi Enrekang (2013), Kopi Arabika Toraja (2013), Kopi Arabika Ijen Raung (2013), Kopi Arabika Java Preanger (2013), Kopi Arabika Java Sindoro-Sumbing (2014), Kopi Arabika Sumatera Simalungun (2015), Kopi Arabika Sumatera Mandailing (2016), Kopi Arabika Sumatera Koerintji (2017), Kopi Arabika Sumatera Lintong (2017), Kopi Arabika Flores Manggarai (2018), Kopi Arabika Pulo Samosir (2018), Kopi Arabika Sipirok (2018), Kopi Arabika Baliem Wamena (2018), Kopi Arabika Tanah Karo (2018)


    KOPI ROBUSTA (12 IG)

    Kopi Robusta Lampung (2014), Kopi Robusta Semendo (2015), Kopi Robusta Temanggung (2016), Kopi Robusta Pupuan Bali (2017), Kopi Robusta Pinogu (2017), Kopi Robusta Tambora (2017), Kopi Robusta Empat Lawang (2017), Kopi Robusta Kepahiang (2018), Kopi Robusta Pasuruan (2018), Kopi Robusta Sidikalang (2018), Kopi Robusta Java Bogor (2019), Kopi Robusta Rejang Lebong Bengkulu (2019)


    KOPI LIBERICA (2 IG)

    Kopi Liberika Tungkal Jambi (2015) & Kopi Liberica Rangsang Meranti (2016)


    Komposisi kopi robusta kurang lebih 83% dari total produksi kopi Indonesia dan sisanya 17% berupa kopi arabika.  Perbandingan produksi kopi robusta dengan arabika tersebut diharapkan prosentasenya dapat ditingkatkan, yaitu untuk kopi arabika menjadi 30% dan robusta 70%.


    Beberapa diantara nama hasil produksi kopi Indonesia yang sudah dikenal di luar negeri secara komersial adalah Kopi arabika spesialti yaitu Gayo Coffee, Lintong Coffee, Mandheling Coffee, Java Coffee, Luwak Coffee, Bali Kintamani Coffee, Toraja Coffee & Flores/Bajawa Coffee yang telah menjadi andalan dan Icon  Kopi Indonesia yang sangat terkenal di luar negeri, karena mempunyai karakteristik dan citarasa yang khas (spesialti).


    Beberapa Daerah Penghasil Kopi :

    1.  Sumatera Selatan : Pagar Alam, Indragili Hulu

    2.  Lampung         : Kab. Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Utara

    3.  Bengkulu        : Kepahiang, Curup, Rejang Lebong

    4.  Jawa Timur     : Kab. Jember, Banyuwangi. Situbondo, Bondowoso, Malang, Jombang

    5.  Sumatera Utara : Kab. Tapanuli, Pematang Siantar, Samosir, Sidikalang

    6.  Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)     : Aceh Tengah, Bener Meriah

    7.  Sukawesi Selatan    : Kab. Tana Toraja, Polmas dan Enrekang

    8.  Sumatera Barat : Kab. Agam, Padang Pariaman, Tanah Datar, Solok dan Pasaman


    Kopi spesialti dunia dan kapasitasnya 

    A.    Arabika   ( High level Kopi Spesialti Dunia )  :

    1.    Aceh    Gayo Kopi       30.000 – 40.000 ton

    2.    Sumatera Utara    Mandheling Coffee    10.000 – 15.000 ton

    3.    Sumatera Utara    Linthong Coffee    5.000 – 10.000 ton

    4.    Bengkulu    Mangkuraja Coffee    1.000 – 1.500  ton

    5.    Jawa Barat    Java Preanger        500 – 1.500 ton

    6.    Jawa Timur    Java Coffee    3.000 – 5.000 ton

    7.    Sulawesi Selatan    Toraja Coffee    5.000 – 10.000 ton

    8.    Sulawesi Selatan    Toarco Toraja Estate Coffee    500 – 1.000 ton

    9.    Sulawesi Selatan    Kalosi Coffee    5.000 – 10.000 ton

    10    Bali    Bali  Kintamani Coffee    2.000 – 3.000 ton

    11.    Bali    God Mountain Coffee    500 – 1.000 ton

    12.    Nusa Tenggara Timur    Flores Bajawa Coffee    2.000 – 3.000 ton

    13.    Papua    Baliem Valley Coffee    500 – 1.000 ton

    14.    Sumatera, Jawa, Bali, dll    Kopi Luwak    20 –  30   ton

     

    B.    Robusta Specialti (On Progress / Promotion )  :

    1.    Jawa Timur    Java Robusta WIB    10.000 – 15.000  ton

    2.    Bali    Bali Robusta WIB    500  –   1.500  ton

    3.    Lampung    Linthong Coffee    100.000 – 150.000 ton

    4.    Nusa Tenggara Timur    Flores Robusta AP    10.000 – 20.000  ton


    Potensi Industri Kopi skala Kecil Menengah (IKM) 

    Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, potensi industri kecil dan menengah (IKM) olahan kopi di dalam negeri didukung dengan 13 sentra produksi kopi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, antara lain di Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Papua dengan total sebanyak 476 unit usaha.


    Beberapa diantaranya merupakan anggota Gabungan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) :


    Jawa Timur : 

    1.    Aman Buana Putera, PT 

    2.    Aneka Bumi Kencana,PT

    3.    Aneka Coffee Industry, PT

    4.    Asal Jaya, PT

    5.    Berkat Mukmin Mandiri, PT

    6.    Bintang Jaya Makmur, PT

    7.    Bintang Tunggal Sejati, PT

    8.    Bumi Karya Sentosa, PT

    9.    Bumi Makmur, CV

    10.    Bromo Mega Abadi, PT

    11.    Citra Buana Tunggal Perkasa, PT

    12.    Dampit Indah,CV

    13.    Dwi Jaya, CV

    14.    Eref, UD

    15.    Gemilang Jaya Makmur Abadi, PT

    16.    Graha Rejeki Indonesia, CV

    17.    Indraco Jaya Perkasa , PT

    18.    Indraco Global Indonesia, PT

    19.    Indo Royal Art, PT

    20.    Jaya Wijaya, CV

    21.    Kharisma Nusantara, CV

    22.    Lintas Utama, CV

    23.    Lintang Jaya Indo, PT

    24.    Muliasari Permai, PT

    25.    Nusantara XII, PT

    26.    Pelita Mas, CV

    27.    Perkebunan Kalibendo, PT

    28.    Promosi Dagang Asia, CV

    29.    Pucang Anom Timur, CV

    30.    Rajawali Artha Agro Sejahtera, PT

    31.    Rolas Nusantara Mandiri, PT

    32.    Samudera Harapan, CV

    33.    Santos Jaya Abadi, PT

    34.    Sinar Agung, CV

    35.    Surapati, PT

    36.    Suryo, CV

    37.    Tirta Harapan Bali, PT

    38.    Trimanggolo Dento, PT

    39.    Winajaya Inti, PT


    Lampung & Sulawesi Selatan :

    40.    Aneka Sumber Bumi, PT 

    41.    Antara Saudara , CV

    42.    Asia Makmur, PT

    43.    Berindo Jaya, PT

    44.    Bumi Makmur Internasional, CV

    45.    Hasil Alam Indo, PT

    46.    Indoglobal Alam Mandiri, PT

    47.    Indokom Citra Persada, PT

    48.    Indra Brothers, PT

    49.    Louis Dreyfus Com. Ind. PT

    50.    Nedcoffee Ind. Makmur Jaya, PT

    51.    Olam Indonesia, PT

    52.    Prasidha Aneka Niaga, Tbk

    53.    Roda Mandala Dwipa, CV

    54.    Samson Jaya, PT

    55.    Sarimakmur Tunggal Mandiri, PT

    56.    Surya Bumi Sentosa. PT

    57.    Triratu Mukti Kencana

    58.    Ulubelo Cofco Abadi, PT


    Sulawesi Selatan & Bali :

    59.    Ben Nibion, PT 

    60.    Access Flora Dewata, CV

    61.    Domba Bali Persada. PT


    Aceh & Sumatera Utara :

    62.    Alpha Gemilang Sejahtera, PT 

    63.    Cahaya Mas Global Kopi, PT

    64.    Indodairy Continental, PT 

    65.    Killa Kanza, CV

    66.    Laurence & Sins Agroforestry, PT

    67.    Menacom, PT

    68.    Sinar Lentera Mandiri, PT

    69.    Sukses Group, CV


    DKI Jakarta & Jawa Barat :

    70.    Albayt Alatiq Madinati, 

    71.    Asia Pasifik Kopi, PT

    72.    Adi Jaya Naturindo, PT

    73.    Aimfood Manufacturing Indonesia, PT

    74.    Amco Sarana Sejahtera, PT

    75.    Andalan Pesik Internasional, PT

    76.    Cipta Kopi 1690, PT

    77.    Coenergie, PT

    78.    Classic Exportindo Jaya, PT

    79.    CWT Commodities Services, PT

    80.    D’Exellent, CV

    81.    DaHaen Danum International, PT

    82.    Desi Perdagangan Internasional, PT.

    83.    Dwimitra Semerbak Artamulya, PT

    84.    Foodie Bisnis Indonesia, PT

    85.    Fortunium, PT

    86.    Frinsa Agrolestari, CV

    87.    Genesis, CV

    88.    Hayasa Wangsa, PT

    89.    Health Today Indonesia, PT

    90.    Intradita Prosimpex, PT

    91.    Inti Cakrawala Citra, PT

    92.    Wattie, PT

    93.    Intinental Pri, PT

    94.    Jin Jaya, CV

    95.    JMD Sakti International, PT

    96.    Kiantaka Rasa, PT

    97.    Karyana Nagri Nusantara, PT

    98.    Koma Jaya, CV

    99.    Kopi Luwak Cikole. CV

    100.    Lalaamira Venture Marketing , PT

    101.    Louis Dreyfus Com. Ind. PT

    102.    Natural Saribumi Indojaya, PT

    103.    Niraa Bali, UD

    104.    Nutraco Pratama Indonesia, PT

    105.    Panca Global, PT

    106.    Perpustakaan Kopi Indonesia, PT

    107.    Pondan Pangan Makmur Indonesia, PT

    108.    Readboy Indonesia,  PT

    109.    Samm’s Farm Coffee

    110.    Selera Indah Perdana, PT

    111.    Sinar Prima Food, PT

    112.    Surya Mas Djajalie, PT

    113.    Surya Indotama Agro Gemilang, PT

    114.    Torabika Eka Semesta, PT

    115.    Tri Rahardja Javaplant , PT

    116.    Victo Oro Prima, PT


    Produksi kopi nasional masih berpeluang besar untuk terus ditingkatkan, termasuk sektor industri kecil menengah (IKM). Dengan potensi bahan baku yang sangat besar, perlu terus dikembangkan agar menghasilkan produk olahan yang bernilai tambah tinggi, termasuk untuk memenuhi pasar ekspor.◽













    Bagikan

    Komentar & Pesan

    Nama
    Email *
    Pesan *
    Pesan dan komentar Anda tidak di publikasikan. Terimakasih.
    WAKTU SAAT INI:
    Follow:
    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube   
    mediadata.co.id - News & Report   

    Tidak ada komentar: