• Headline
  • H⭕rizon
  • Review
  • About us






  • Bataringan mengganti dari bata konvesional


    AAC sendiri, lanjut Dini, merupakan material yang berbahan dasar pasir silica. Pasir silica sendiri merupakan jenis pasir yang paling murni, dan juga menjadi bahan baku pembuatan kaca. Diambil dari sumbernya, pasir silica yang memiliki ukuran butiran yang berbeda-beda ini harus dipisahkan menurut ukurannya. Setelah terpisah, pasir silica dicampur dengan semen dan beberapa bahan aditif lainnya dalam komposisi tertentu. Saat hendak dicetak, adonan AAC ini tidak perlu dituang memenuhi cetakan, namun cukup satu per tiga bagian saja. Hal ini disebabkan karena AAC saat proses pengeringan mengalami pengembangan, yang menyebabkan bobotnya menjadi ringan, namun tetap kuat.

    Dalam produksi PT Citicon sendiri, Dini menjelaskan terdapat tiga  produk yang berbahan AAC ini. Ketiga produk tersebut yakni Bata Ringan Citicon, Panel Lantai Citicon dan Panel Sandwich Citicon. Ketiga produk ini pada dasarnya memiliki karakteristik yang hampir sama, yakni ringan, kuat, efisien dan tahan api. Ketiga produk ini pun berdasar eksperimennya sudah terbukti mengungguli produk-produk lama seperti batu bata konvensional yang masih memiliki banyak kekurangan. “Beberapa lembaga dan tempat usaha di Indonesia juga mulai banyak yang menggunakan produk-produk ini dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut,” papar wanita asal Surabaya ini.

    Seperti namanya, ketiga produk ini memang memiliki bobot yang jauh lebih ringan dibanding material konvensional. Dibanding bata konvensional yang berbobt 1500 kg untuk setiap m3 nya, bata ringan citicon hanya berbobot 600 kg. Sedangkan panel lantai memiliki selisih bobot sebesar 1,55 ton setiap mnya dibanding cor konvensional. Demikian juga juga Panel Sandwich Citicon yang juga menjadi pengganti bata konvensional seperti halnya bata ringan, memiliki selisih bobot 800 kg untuk setiap mnya  dibanding bata konvensional. “Sedangkan untuk kekuatan, ketiga produk ini memiliki daya lebih besar dibanding bata konvensional, bahkan hampir sama dengan daya kuat beton,” papar wanita berkerudung ini.

    Selain itu, jelas Dini kembali, produk berbahan AAC ini memiliki daya tahan panas yang lebih tinggi, serta daya serap panas yang lebih rendah. Keunggulan ini menjadikan produk ini menjadi solusi keamanan bangunan ketika suatu saat terjadi kebakaran agar tidak menjalar ke segala titik dan masih dapat menjadi pelindung antarruang. Dibanding bata konvensional yang memiliki daya konduktivitas panas sebesar 0,65 W/mK, Bata Ringan Citicon dan Panel Lantai Citicon berdaya yang sangat kecil, yakni masing masing sebesar 0,14 W/mK dan 0,2 W/mK.

    Dalam proses pengerjaan pun, penggunaan produk-produk ini menghabiskan waktu yang jauh lebih singkat, yakni setengah masa pengerjaan bata konvensional atau cor konvensional. Hal ini disebabkan, dimensi ukuran tiap potongan produk lebih besar dibanding bata konvensional sehingga dapat mempersingkat waktu. Selain itu, bentuk produk yang sudah rapi juga memudahkan proses pemasangan, sehingga tidak perlu diluruskan satu per satu layaknya pengerjaan bata konvensional. “Bagi para pekerja ataupun kontraktor, efisiensi waktu ini sangat diperlukan agar bisa menuju ke proyek-proyek berikutnya,” pungkas alumnus Universitas Kristen Petra ini. 
     sumber:www.its.ic.id/tribunnnews




    Open Navigation Menu

    Bagikan




    Komentar & Pesan

    Nama
    Email *
    Pesan *
    Pesan dan komentar Anda tidak di publikasikan. Terimakasih.
    _______________________________________          Adv
    __________________________________________________ 
    WAKTU SAAT INI:
    Follow:
    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube