• Headline
  • H⭕rizon
  • Review
  • About us






  • 01/06/21


    Menyingkapi LHP BPK RI 2020 DPRD Menegaskan Untuk Segera Ditindak Lanjuti

    BENGKULU,Mediadata.Co.Id-DPRD Kabupaten Bengkulu Selatan melaksanakan rapat paripurna dengan agenda penyampaian rekomendasi DPRD Bengkulu Selatan terhadap tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI atas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2020, Senin, (31/5/20). 

    Dalam rapat paripurna tersebut dipimpin Ketua DPRD Bengkulu Selatan, Barli Halim, S.E didampingi Wakil Ketua (WK), Juli Hartono, S.E, serta diikuti Anggota DPRD dari semua unsur fraksi. 

    Hadir juga unsur pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), Ketua Pengadilan Agama, Pejabat Eselon II jajaran Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan. 

    Hasil pembahasan gabungan Komisi DPRD disampaikan menurut ketua DPRD, Barli Halim SE untuk segera di tindak lanjuti dan merekomendasikan kepada instansi terkait untuk segera di selesaikan sebelum di limpahkan ke APH (aparat penegak Hukum). 

    Ada tujuh poin rekomendasi DPRD yang disampaikan ke pemerintah eksekutif terkait tindak lanjut LHP BPK RI. Diantaranya meminta Bupati Bengkulu Selatan segera menindaklanjuti semua item yang terdapat dalam LHP BPK RI. 

    Lalu melakukan evaluasi kinerja pejabat dan ASN yang berkaitan temuan BPK agar kedepannya laporan keuangan dapat lebih baik untuk meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 

    Disampaikan juga oleh ketua DPRD mengenai permasalahan aset kendaraan yang di bengkalaikan agar segera melakukan pemanggilan kepada instansi terkait, agar tidak berdampak kerugian negara.  (Ferry)   

     
    Bagikan

    Komentar & Pesan

    Nama
    Email *
    Pesan *
    Pesan dan komentar Anda tidak di publikasikan. Terimakasih.
    _______________________________________          Adv
    __________________________________________________ 
    WAKTU SAAT INI:
    Follow:
    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube   
    mediadata.co.id - News & Report   

    27/05/21




    PAPAN SEMEN (FIBER CEMENT BOARD/FCB)

    RAMBAH PASAR EKSPOR



    JAKARTA,Mediadata.Co.Id- Seiring diberlakukannya moratorium industri penebangan kayu hutan, Industry Plywood Indonesia yang sempat  merajai pasar dunia semakin terpuruk. Kini, Indonesia sudah mengekspor produk papan olahan kayu sebagai pengganti plywood di antaranya MDF (medium density fibreboard) yang banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan furnitur. Begitu juga produk subsitusi plywood yang digunakan untuk bahan bangunan, di antaranya fiber cement board (FCB) ekspornya cenderung terus meningkat setiap tahunnya.


    Seperti diketahui, terdapat enam jenis lembaran (board) sebagai bahan bangunan yaitu calsium silicate board, gypsum board, Glassfibre Reinforced Concrete (GRC) board, chrisotile board, magnesium board dan synthetic board. Ke enam jenis lembaran (board) itu merupakan produk lembaran berbasis semen yang digunakan untuk komponen bangunan sebagai pengganti kayu lapis/papan/balok kayu yang semakin mahal. 


    Secara umum, bahan baku papan semen (FCB) terdiri dari pasir silika, semen, pulp (selulosa), dan clay. Pasir silika berfungsi sebagai sumber kekuatan pada produk papan semen. Komposisi pasir yang digunakan antara lain silika 90-95%, aluminium oksida 0-3%, kalsium oksida 0-1% dan magnesium oksida 0-2%. 


    Semen berfungsi sebagai perekat. Pulp atau selulosa berfungsi sebagai sumber kekuatan dan kelenturan. Pulp yang digunakan memiliki kandungan selulosa yang tinggi dan serat yang panjang. Limbah padat (sludge) juga dapat digunakan sebagai pengganti pulp dalam pembuatan papan semen. Clay berfungsi sebagai pemberi kekuatan, meningkatkan sifat tahan air, tahan api dan plastisitas pada produk papan semen. Sementara ukuran fiber cement board (FCB) memiliki panjang sampai 2440 mm, lebar sampai 1220 mm dan ketebalan berkisar antara 3.5 mm sampai 25 mm.


    Sedangkan karakteristik dari FCB memiliki permukaan rata dan halus, potongan samping rapi dan presisi, dapat di-finishing dengan cat acrylic/cat minyak, dapat digunakan di dalam maupun di luar ruangan, tahan korosi, tahan rayap, kedap air, tahan api, umur sekitar 15-20 tahun, mempunyai sifat lentur, dapat mensubstitusi sampai 90% komponen rumah untuk mengganti kayu, bata, genteng, semen, karena board bisa digunakan sebagai atap, dinding, plafon, lantai, lisplank, partisi, daun pintu/jendela, dekoratif, bekisting dan lainnya dengan rangka rumah dari baja galvanize atau aluminium. 


    Didorong oleh berkembangnya proyek properti menjadikan produk fiber cement board (FCB) sebagai alternatif pilihan yang tingkat permintaannya semakin meningkat. Hal tersebut karena lebih ringan, kuat dan praktis dalam pemakaiannya, di samping harganya yang cukup bersaing dibanding bata untuk dinding luar. Begitu juga kegunaannya cukup banyak untuk berbagai aplikasi luar/eksternal.


    Untuk partisi dinding merupakan produk pengganti triplek yang serbaguna, menawarkan keuntungan seperti  kekuatan struktur, tahan rayap & jamur, tidak menyebarkan api dan tidak terbakar, tahan terhadap cuaca. Adanya kerusakan lingkungan menyebabkan produk plywood/triplek harganya berubah tinggi. Seiring dengan itu, adanya larangan penggunaan papan berserat asbestos di negara maju  seperti Australia, Jepang dan Perancis, maka permintaan FCB diperkirakan akan tumbuh di lokal maupun di pasar ekspor.


    Bahkan Produk KALSI menerima predikat ‘TOP BRAND’ di tahun 2015 dan dianugerahi oleh Green Label oleh Singapura. Produk-produk ETER dipakai sebagai atap untuk rumah hunian, industri, dan pertanian. Produk-produk merk KALSI diaplikasikan untuk langit-langit, dinding pemisah, dinding luar, listplank, dan lantai.


    Produsen FCB di dalam negeri sudah bisa menghasilkan beragam produk bahan bangunan berkualitas tinggi seperti: atap semen fiber, plafon, partisi, dan juga produk pengganti kayu (wood substitution). Misalnya, ROYALboard merupakan salah satu produk dari Djabesmen Co. (DBC) memiliki berbagai macam produk bahan bangunan dengan mutu sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia).  Bahkan untuk menanggapi kebutuhan pasar akan pengganti material kayu dan gipsum, Royalboard meluncurkan produk papan silikat yang terbuat dari campuran pasir silika dan semen, yang diperkuat dengan serat selulosa dan diproses dengan teknik pengeringan autoclave, sehingga tidak retak akibat muai susut.

    Begitu juga, PT. Etex Building Performance Indonesia dengan pabriknya di Karawang memiliki lini produksi fiber semen termutakhir yang pernah dipasang oleh Etex Group di dunia, yaitu menetapkan standar kualitas yang terbaru untuk papan fibersemen dan akan memperkenalkan produk-produk baru untuk aplikasi seperti proteksi kebakaran pasif dan dinding luar (cladding) eksterior yang tahan lama. 


    Produsen FCB di dalam negeri 


    Hingga kini, sedikitnya terdapat sepuluh produsen fiber cement board (FCB) yang beroperasi di dalam negeri, yaitu PT. Etex Building Performance Indonesia yang awalnya bernama PT. Eternit Gresik), PT.Bangunperkasa Adhitamasentra, PT. Royalboard Banguninti Utama, PT. Nusantara Building Industri, PT Bangun Bantala Indonesia (d/h PT Bakrie Building Industries), PT Kumala Kirana Industri, PT. Petrojaya Boral Plasterboard, Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) yang merupakan anak perusahaan Semen Indonesia Grup, PT Jayabrix Indonesia dan PT Asindo Karsa Jaya.


    Produsen FCB di dalam negeri sudah bisa menghasilkan beragam produk bahan bangunan berkualitas tinggi seperti atap semen fiber, plafon, partisi, dan juga produk pengganti kayu (wood substitution). Begitu juga, PT. Etex Building Performance Indonesia dengan pabriknya di Karawang memiliki lini produksi fiber semen board mutakhir yang dipasang oleh Etex Group di dunia, yaitu menetapkan standar kualitas yang terbaru untuk papan fibersemen dan akan memperkenalkan produk-produk baru untuk aplikasi seperti proteksi kebakaran pasif dan dinding luar (cladding) eksterior yang tahan lama. Produk-produk Eter dipakai sebagai atap untuk rumah hunian, industri, dan pertanian. Sedangkan produk-produk merk Kalsi diaplikasikan untuk langit-langit, dinding pemisah, dinding luar, listplank, dan lantai.


    PT Bangunperkasa Adhitamasentra mengoperasikan tiga pabrik FCB yaitu pabrik pertama berlokasi di Citeureup Jawa Barat yang didirikan tahun 1992 dan mulai produksi pada tahun 1994. Kemudian pabrik kedua berlokasi di Karawang, Jawa Barat yang didirikan pada tahun 2010. Dan pabrik ketiga berlokasi di Jombang, Jawa Timur dan mulai beroperasi pada tahun 2020. Dalam produksinya, perusahaan ini menggunakan teknologi dari Jepang. FCB yang diproduksi PT Bangunperkasa Adhitamasentra dipasarkan dengan merek GRC board, yang digunakan untuk berbagai aplikasi seperti dinding luar, partisi, plafon dan lainnya.


    Sementara itu, Royalboard diproduksi oleh PT. Royalboard Banguninti Utama yang merupakan salah satu produk dari Djabesmen Co. (DBC) memiliki berbagai macam produk bahan bangunan dengan mutu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Untuk menanggapi kebutuhan pasar akan pengganti material kayu dan gipsum, Royalboard meluncurkan produk papan silikat yang terbuat dari campuran pasir silika dan semen, yang diperkuat dengan serat selulosa dan diproses dengan teknik pengeringan autoclave, sehingga tidak retak akibat muai susut.


    PT. Nusantara Building Industries (PT. NBI) adalah perusahaan swasta nasional dengan fasilitas PMDN yang bergerak dalam kegiatan industri bahan bangunan. PT. NBI mulai beroperasi pada pertengahan 2003. Perusahaan ini memproduksi bahan bangunan dalam bentuk lembaran serat krisotil semen bergelombang simetris. Dalam perkembangannya, pada tahun 2005, PT. NBI membuat inovasi dengan memproduksi papan semen non-asbes dalam bentuk lembaran datar Kalsium Silikat dengan merek Nusaboard dan Nusaplank dan pada 2009, perusahaan berinovasi kembali dengan memproduksi Tekstur Kalsium Silikat pertama di Indonesia, yang bernama Nusalux.


    PT Bakrie Building Industries (BBI) menjadi salah satu pionir dari produsen bahan bangunan di Indonesia yang menghasilkan beragam produk bahan bangunan seperti atap semen fiber, plafon, partisi, dan juga produk pengganti kayu (wood substitution). Pada tahun 2007, BBI mulai memproduksi bahan bangunan dengan merek Versa Board (produk Fiber Semen Kalsium Silikat bebas asbes). Sedangkan untuk atap gelombang dengan merek Harflex. Dalam perkembangannya, PT. Bakrie Building Industries bertransformasi menjadi PT. Bangun Bantala Indonesia (Bantala). Sekaligus pada awal tahun 2021, merek Harflex bertransformasi menjadi Hardex.


    PT Kumala Kirana Industri merupakan produsen papan kalsium silika dengan merek Ekaboard. Pabriknya berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Papan kalsium silika Ekaboard dibuat dengan bahan baku pasir silika, semen, serat selulosa alami (bebas asbes) dan bahan pelengkap lainnya. Ekaboard diproses menggunakan autoclave yaitu sistem pengeringan dengan suhu dan tekanan tinggi yang menjamin hasil produk lebih stabil dan muai susut yang sangat kecil. Menjadikan Ekaboard papan konstruksi untuk penggunaan dalam ruangan dan luar ruangan. 


    Produsen FCB lainnya adalah Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) yang mulai beroperasi pada tahun 2015. FCB yang diproduksi dipasarkan dengan merek Gress Board melalui jaringan usaha perdagangan bahan bangunan KWSG yang tersebar di Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi.


    Sedangkan PT. Jayabrix Indonesia adalah perusahaan asal Singapura yang berdiri di Indonesia sejak 2011. Pabriknya berlokasi di Lamongan, Jawa Timur. Selain FCB, perusahaan  ini juga memproduksi bata ringan dan semen mortar. Produk FCB dari Jayabrix dipasarkan dengan merek Jayabrix Board.  Jayabrix Board adalah papan silika (fiber cement board) bebas asbestos yang diproduksi dari campuran semen portland, pasir silika, serat selulosa, khusus dan filler/ bahan pengisi dan perekat pilihan untuk menghasilkan ketahanan, kekuatan dan tahan api dan tahan kelembaban. 


    PT Petrojaya Boral Plasterboard dikenal sebagai produsen papan gypsum (gypsum board) dengan merek Jayaboard di dalam negeri. Untuk papan semen, perusahaan ini hanya memasarkan dengan merek Durock. Papan berbahan semen ini memiliki berat 13 kg/m2 untuk ketebalan 12,7 mm.


    PT Asindo Karsa Jaya adalah produsen calcium silicate board dengan merek Selica Board. Pabriknya berlokasi di Malang, Jawa Timur. Sedangkan untuk pemasaran, dilakukan melalui distributor pada beberapa kota seperti Lampung, Pekanbaru dan Jambi untuk Sumatera. Kemudian untuk Kalimantan, melalui distributor di Samarinda, Balikpapan dan Banjarmasin. Untuk Sulawesi, distributor berada di Makassar dan Kendari. Sedangkan distributor untuk wilayah Papua berada dikota Jayapura. dan beberapa kota di pulau Jawa, Bali dan Lombok.


    Ekspor FCB Capai 16,85 juta



    Selama tahun 2016-2020, ekspor FCB untuk aplikasi lantai dan dinding cenderung meningkat yaitu dari 27.433 ton senilai US$ 5,5 juta pada 2016 menjadi 84.657 ton senilai US$ 16,8 juta pada 2020.  Dalam kurun waktuyang sama, impor FCB untuk aplikasi lantai atau dinding berfluktuasi dengan kecenderungan menurun, dari 12.185 ton senilai US$ 3,8 juta pada 2016 menjadi 11.466 ton senilai US$ 4,8 juta pada 2020.


    Tabel - 1

    Perkembangan ekspor dan impor Fiber Cement Board (FCB),

    2016-2021*)

    Tahun

    Ekspor

    Impor


    Volume (Ton)

    Nilai (US$’000)

    Volume (Ton)

    Nilai (US$’000)

    2016

    27.433

    5.551

    12.185

    3.820

    2017

    27.897

    5.360

    17.875

    3.989

    2018

    41.577

    8.308

    22.624

    5.122

    2019

    67.472

    13.630

    17.604

    4.751

    2020

    84.657

    16.853

    11.466

    4.892

    2021*)

    12.198

      2.443

      2.034

      606

    *) Januari-Februari

    Sumber : BPS/Mediadata



    Ekspor FCB Terbesar oleh  PT Etex Building 


    Selama Januari-April 2021, terdapat tiga produsen FCB yang memasarkan melalui ekspor, yaitu PT Etex Building Performace Indonesia (Kalsiboard), PT Bangunperkasa Adhitamasentra (GRC Board) dan PT Conwood Indonesia (Conwood). Negara tujuan ekspor dari ketiga produsen tersebut antara lain ditujukan ke Filipina, Singapura, Malaysia, Vietnam, Korea Selatan, Taiwan, China, Myanmar, India, Nepal, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Inggris, Jerman, Spanyol, Rumania, Polandia, Ukraina dan Afrika Selatan. 


    Pada periode Januari-April 2021, total ekspor FCB dari Etex Building Performace Indonesia (Kalsiboard) mencapai 19.667 ton atau setara dengan 1.982.227 piece atau lembar dengan nilai US$ 3,89 juta. 




    Tabel – 2

    Eksportir FCB menurut perusahaan,

    Januari-April 2021


    Eksportir/

    Produsen

    Jumlah FCB

    (Piece/Lembar)

    Volume

    (Ton)

    Nilai

    (‘000 US$)

    Negara Tujuan Utama

    ETEX BUILDING PERFORMANCE INDONESIA, PT

    1,982,227

    19,667,353

    3,890,464

    Philipina, Vietnam, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, Myanmar, Jerman, Perancis dll

    CONWOOD INDONESIA, PT

    99,955

    720,132

    262,987

    India, Nepal, Philipina dll

    BANGUNPERKASA ADHITAMASENTRA, PT

    41,879

    813,611

    164,475

    Philipina, Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Polynesia

    WIJAYA KARYA, PT

    57

    1,640

    12,822

    Nigeria

          Sumber: BPS/Mediadata






    BACA TERBARU JUGA:



    INDUSTRI PAPAN MEDIUM DENSITY FIBREBOARD (MDF)

    PERLUAS PASAR EKSPOR


    Medium Density Fibreboard (MDF) adalah produk olahan kayu yang berupa papan yang digunakan sebagai pengganti dari plywood sebagai bahan baku pembuatan furnitur. Dibandingkan jenis kayu olahan lainnya, MDF memiliki keunggulan permukaan yang lebih halus sehingga ketika dicat tidak ada permukaan yang berlubang atau berpori-pori besar sehingga dapat menghasilkan kualitas furnitur yang lebih baik. Selain furnitur, produk MDF antara lain digunakan sebagai interior design, kitchen set, flooring, structure panel dan doors....

       




    Bagikan

    Komentar & Pesan

    Nama
    Email *
    Pesan *
    Pesan dan komentar Anda tidak di publikasikan. Terimakasih.
    _______________________________________          Adv
    __________________________________________________ 
    WAKTU SAAT INI:
    Follow:
    Facebook  Twitter  Instagram  Youtube   
    mediadata.co.id - News & Report